ITALIA

Kegiatan Pariwisata Lesu, Pajak Turis Tetap Berlaku

Redaksi DDTCNews | Selasa, 04 Agustus 2020 | 16:30 WIB
Kegiatan Pariwisata Lesu, Pajak Turis Tetap Berlaku

Ilustrasi. Seorang pria memakai kostum T-Rex berdiri di paddle board dalam cuaca panas di pantai Sferracavallo, menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Palermo, Italia, Jumat (31/7/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Guglielmo Mangiapane/hp/cfo

VENICE, DDTCNews—Pemerintah Kota Venice, Italia tetap memberlakukan pungutan pajak turis sebesar €10 untuk setiap pengunjung meski kegiatan pariwisata tengah terpukul karena pandemi Covid-19.

Wali Kota Venice Luigi Brugnaro mengatakan pajak turis tetap berlaku karena hasil pungutan akan digunakan untuk kepentingan pariwisata. Untuk itu, tarif pungutan €10 atau setara dengan Rp173.000 untuk setiap turis tetap dipertahankan.

"Pajak turis tetap ada dalam anggaran pemerintah dan akan diterapkan lagi ketika jumlahnya (wisatawan) meningkat," katanya dikutip Selasa (4/8/2020).

Baca Juga:
Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

Brugnaro menjelaskan pungutan pajak tidak hanya bertujuan untuk mengontrol jumlah turis yang biasa mencapai 4 juta orang/tahun. Pajak turis juga diperlukan untuk membiayai proyek perlindungan kota dari bencana banjir.

Meski begitu, penerimaan dari pajak turis juga sebenarnya belum optimal. Pasalnya, jumlah turis yang berkunjung masih belum berjalan normal meski pemerintah Italia melonggarkan kebijakan karantina wilayah sejak Maret 2020.

Sementara itu, pelaku usaha di Venice menghadapi dilema dengan anjloknya kegiatan pariwisata 19. Salah satunya datang dari pemilik toko souvenir Marco Zanin. Menurutnya, dalam satu tahun terakhir Venice menghadapi dua kondisi ekstrem.

Baca Juga:
Trump Tarik AS dari Kesepakatan Pajak Global, Ini Kata Sri Mulyani

Pertama, membludaknya jumlah wisatawan pada tahun lalu hingga mengganggu aktivitas penduduk lokal. Kini, pelaku usaha dan pemilik toko di Venice berjuang menyelamatkan bisnis karena tidak ada kunjungan wisatawan selama masa pandemi.

"Kami mengutuk tingginya jumlah wisatawan sebelumnya dan sekarang kami merindukan mereka. Kami berpindah dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya," ucap Marco dilansir Global China Daily. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

04 Agustus 2020 | 19:32 WIB

Artikel ini sangat bagus. Dari sini saya jadi tahu bahwa banyak di sejumlah negara atau bahkan beberapa negara sedang berjuang untuk menyelamatkan negara nya dari sektor kesehatan juga sektor ekonomi. Pandemi ini mempengaruhi siklus perekonomian negara. Terlebih di dunia travel. Saya harap di Indonesia juga dapat diterapkan hal seperti ini karena Pajak turis juga diperlukan untuk membiayai proyek perlindungan kota dari bencana banjir. Semoga pandemi ini segera berakhir agar siklus perekonomian dapat segera kembali pulih dan berjalan seperti sedia kala. #MariBicara

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 31 Januari 2025 | 09:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Buka Opsi Batalkan Bea Masuk 25% Atas Impor dari Kanada dan Meksiko

Kamis, 30 Januari 2025 | 17:55 WIB PAJAK INTERNASIONAL

Penghindaran Pajak Lebih Rugikan Negara Berkembang daripada yang Maju

Kamis, 30 Januari 2025 | 10:51 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Sistem Pajak Berkeadilan, Civil Society Perlu Pahami Isu Pajak

BERITA PILIHAN
Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:11 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Supertax Deduction Kurang Laku, Ternyata Banyak Investor Tak Tahu

Jumat, 31 Januari 2025 | 14:30 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Kejar Pajak, Dinas ESDM Petakan Ulang Sumur Air Tanah di Daerah

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:45 WIB PAJAK MINIMUM GLOBAL

Ada Pajak Minimum Global, RI Cari Cara Biar Insentif KEK Tetap Menarik

Jumat, 31 Januari 2025 | 13:25 WIB TAX CENTER UNIVERSITAS ADVENT SURYA NUSANTARA

Gratis untuk Umum! Sosialisasi Soal Coretax, PPN 12%, dan SAK EMKM-EP