INDIA

Kebutuhan Medis Melonjak, Pemerintah Pangkas Tarif PPN

Muhamad Wildan | Senin, 14 Juni 2021 | 11:00 WIB
Kebutuhan Medis Melonjak, Pemerintah Pangkas Tarif PPN

Ilustrasi.

NEW DELHI, DDTCNews – Pemerintah India memutuskan untuk memangkas tarif PPN yang dikenakan atas alat-alat kesehatan dan kebutuhan medis di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di negara tersebut.

Beberapa barang yang pajaknya dipangkas antara lain tabung oksigen, ventilator, diagnostic kit, hingga hand sanitizer. Barang yang awalnya dikenai tarif pajak hingga 12-18% diturunkan menjadi tinggal 5%.

Penurunan pajak barang dan jasa atas beberapa kebutuhan dan alat medis ini diharapkan dapat menurunkan biaya pelayanan kesehatan yang tercatat melambung akibat gelombang kedua pandemi Covid-19.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

"Pemotongan tarif pajak dilakukan untuk memberikan kemudahan kepada pasien tanpa menimbulkan implikasi terhadap keuangan pemerintah," kata Revenue Secretary Tarun Bajaj seperti dilansir zawya.com, Senin (14/6/2021).

Untuk diketahui, angka kematian akibat pandemi Covid-19 di India sempat mencapai 400.000 per hari pada Mei 2021. Pada saat bersamaan, banyak orang India yang terpaksa mengeluarkan biaya sendiri untuk mendapatkan pelayanan dari rumah sakit.

Fasilitas kesehatan yang dimiliki pemerintah seperti tabung oksigen tak mencukupi untuk menangani kasus pandemi Covid-19 yang melonjak sangat drastis pada bulan lalu. Harga tabung oksigen di India sempat melonjak 20 kali lipat di pasar gelap.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Untuk itu, pemerintah memangkas tarif pajak PPN atas barang atau alat kesehatan. Dari pemangkasan tersebut, pemerintah berharap masyarakat dapat terbantu untuk memenuhi kebutuhannya, terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, India bahkan harus membayar uang yang besar untuk mendapatkan fasilitas ambulans atau mobil jenazah. Per Sabtu (12/6/2021), tercatat angka kematian di India sudah menurun ke level 4.002 kematian per hari. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN