Ilustrasi.
NEW DELHI, DDTCNews - Pemerintah India akhirnya memangkas tarif bea masuk impor minyak nabati pada 11 September 2021 sebagai salah satu upaya dalam menjaga kestabilan harga minyak nabati di dalam negeri.
Pemangkasan tarif bea masuk atas impor minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari berlaku hingga 30 September 2021. Penurunan tarif dilakukan untuk menjaga kestabilan harga saat mendekati berbagai festival yang akan berlangsung pada November-Desember.
"Harga domestik minyak nabati meningkat selama 2021-2022, yang menyebabkan masalah serius dari bagi konsumen seiring dengan inflasi,” kata Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman dikutip dari Republic World pada Senin (13/09/2021).
Bea masuk minyak sawit dipangkas menjadi 2,5% dari 10%. Kemudian, bea masuk minyak kedelai dan bea masuk bunga matahari menjadi 2,5% dari 7,5%. Untuk olahan minyak sawit, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari, tarifnya dipotong menjadi 32,5% dari 37,5%.
Penurunan tarif tersebut juga dilakukan karena inflasi di India yang mencapai 5,59% pada Juli 2021. Harga minyak nabati terpantau terus mengalami kenaikan hingga 21%-25% selama tahun berjalan ini ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Dengan tarif bea masuk terbaru tersebut, harga minyak sawit pada konsumen mengalami penurunan menjadi ₹4.180 per ton atau setara dengan Rp810.006, minyak kedelai menjadi ₹4.330 per ton, dan minyak matahari menjadi ₹4.330 per ton.
Sebagai informasi, impor minyak nabati merupakan terbesar ketiga di India setelah emas dan minyak bumi. Menurut data SEA, sepanjang November 2020 hingga Juli 2021 impor minyak nabati Indonesia mencapai 96.546,3 ton.
Tingginya permintaan minyak nabati tersebut seiring dengan berbagai perayaan festival dan hari besar di India seperti Bhai Dooj, Chhath Puja, Ganga Mahotsav dan lain sebagainya sehingga menyebabkan melonjaknya kebutuhan bahan tersebut di pasaran.
Selain itu, kenaikan harga minyak nabati di India tersebut juga dikarenakan negara produsen yakni dari Malaysia dan Indonesia tengah dalam tekanan akibat pandemi Covid-19 sehingga harga belum stabil dan terus naik. (rizki/rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.