PMK 71/2022

Jasa Travel Wisata Kena Tarif PPN Tertentu, Ini Contoh Perhitungannya

Redaksi DDTCNews | Senin, 06 Maret 2023 | 14:00 WIB
Jasa Travel Wisata Kena Tarif PPN Tertentu, Ini Contoh Perhitungannya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengatur ketentuan penyerahan jasa kena pajak tertentu dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 71/2022.

Berdasarkan Pasal 2 ayat (1) dan (2) PMK 71/2022, pengusaha yang melakukan kegiatan usaha jasa tertentu wajib memungut dan menyetorkan PPN dengan besaran tertentu. Salah satu jasa tertentu tersebut ialah jasa biro perjalanan wisata.

“Jasa kena pajak tertentu meliputi jasa biro perjalanan wisata…,” bunyi penggalan Pasal 2 ayat (2) huruf b PMK 71/2022, dikutip pada Kamis (2/3/2023).

Baca Juga:
Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 16B ayat (1a) huruf k UU 42/2009 s.t.d.t.d UU 7/2021, jasa biro perjalanan wisata tidak termasuk jasa yang tidak dipungut atau dibebaskan dari pemungutan PPN, sehingga atas penyerahan jasa tersebut terutang PPN.

Akan tetapi, perhitungan PPN terkait dengan jasa biro perjalanan wisata berbeda dengan penyerahan jasa kena pajak (JKP) pada umumnya. Perbedaan utamanya yaitu pada besaran dasar pengenaan pajak (DPP).

Berdasarkan Pasal 3 PMK 71/2022, besaran dasar pengenaan pajak untuk jasa biro perjalanan wisata yaitu 10% dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.

Baca Juga:
Keputusan yang Dikirim via Coretax Dianggap Sudah Diterima Wajib Pajak

“Sebesar 10% dari tarif PPN dikalikan dengan harga jual paket wisata, sarana angkutan, dan akomodasi,” bunyi penggalan Pasal 3 huruf B PMK 71/2022. (sabian/rig)

Contoh kasus perhitungan PPN terutang:
PT Biro Trip Jaya merupakan pengusaha kena pajak (PKP) yang bergerak dalam bidang jasa biro perjalanan wisata di Lombok. Pada November 2022, PT Biro memberikan jasa perjalanan wisata ke PT Maju Abadi untuk outbound karyawan senilai Rp100 juta. Berapa PPN terutangnya?

Dasar pengenaan pajak = Rp100.000.000 x 10%

Baca Juga:
Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

= Rp10.000.000

PPN terutang = Rp10.000.000 x 11%

= Rp1.100.000


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:27 WIB CORETAX SYSTEM

WP Bisa Akses Aplikasi Coretax Mulai Hari Ini, Fiturnya Masih Terbatas

BERITA PILIHAN
Selasa, 24 Desember 2024 | 21:30 WIB CORETAX SYSTEM

Simak! Keterangan Resmi DJP Soal Tahapan Praimplementasi Coretax

Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

Selasa, 24 Desember 2024 | 18:00 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

Hingga November, Kanwil DJP Jakbar Kumpulkan Pajak Rp57,67 Triliun

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:27 WIB CORETAX SYSTEM

WP Bisa Akses Aplikasi Coretax Mulai Hari Ini, Fiturnya Masih Terbatas

Selasa, 24 Desember 2024 | 17:00 WIB PMK 81/2024

Ini Aturan Terbaru Pengkreditan Pajak Masukan Sebelum Pengukuhan PKP

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:30 WIB PROVINSI SUMATERA SELATAN

Realisasi Pajak Rokok di Sumsel Tak Capai Target, Ini Penyebabnya

Selasa, 24 Desember 2024 | 16:00 WIB CORETAX SYSTEM

Nanti Ada Coretax, Masih Perlu Ajukan Sertifikat Elektronik?

Selasa, 24 Desember 2024 | 15:00 WIB KPP PRATAMA KOSAMBI

Utang Pajak Rp632 Juta Tak Dilunasi, Mobil WP Akhirnya Disita KPP