KINERJA MIGAS

Insentif Fiskal Masih Jadi Pertimbangan Utama Investor Migas RI

Redaksi DDTCNews | Jumat, 19 Juli 2024 | 15:37 WIB
Insentif Fiskal Masih Jadi Pertimbangan Utama Investor Migas RI

Bahan paparan yang disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto.

JAKARTA, DDTCNews - Daya tarik investasi Indonesia bagi investor sektor migas bergerak stagnan. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan Indonesia membutuhkan terobosan agar bisa lebih bersaing dengan negara lain dalam memikat investor migas.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan ada beberapa aspek yang dilirik investor sebelum benar-benar menanamkan modalnya di Indonesia. Antara lain, aspek hukum dan kontraktual, sistem fiskal (insentif), hingga risiko lapangan.

"Untuk fiskal, pemerintah pusat sudah banyak memberikan perhatian. Misalnya, bentuk kontrak kerja sama yang fleksibel, ketentuan perpajakan yang terus diperbaiki, dan sistem bagi hasil yang bergantung pada keekonomian," kata Dwi dalam konferensi pers kinerja hulu migas semester I/2024, Jumat (19/7/2024).

Baca Juga:
Coretax Nyambung dengan Data Perbankan, DJP Rilis Imbauan Soal SPT

SKK Migas, imbuh Dwi, juga terus berkoordinasi dengan kepala daerah untuk memiminalisir berbagai risiko yang berpotensi muncul di lapangan. Risiko lapangan ini bisa mermacam-macam, termasuk kendala eksploitasi atau eksplorasi yang berkaitan dengan kondisi lahan atau isu sosial masyarakat.

"Berkaitan dengan risk, kami terus berkoordinasi dengan kepala daerah untuk sama-sama memiliki pandangan yang sama untuk mendukung investasi," kata Dwi.

SKK Migas mencatat nilai investasi sektor migas pada semester I/2024 mencapai US$5,6 miliar. Angka itu setara 75% dari target, yakni US$7,43 miliar.

Baca Juga:
Usaha Sektor Panas Bumi, Apa Saja Fasilitas PPh yang Bisa Digunakan?

Sementara untuk outlook investasi pada tahun ini, SKK Migas memproyeksikan realisasi investasi bisa menyentuh US$15,7 miliar, atau 89% dari target yang dipatok pemerintah yang US$17,7 miliar.

Sementara itu, pada semester I/2024 ini sektor migas berhasil menyumbang penerimaan negara bukan pajak (PNBP) hingga US$7,6 miliar, setara 141% dari target senilai US$5,41 miliar.

Pemerintah memasang target penerimaan migas sepanjang 2024 senilai US$12,9 miliar. SKK Migas memprediksi penerimaan migas yang terkumpul sepanjang 2024 bisa mencapai US$13,6 miliar atau setara 105% dari targetnya. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 25 Januari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sebanyak 41.150 Unit Rumah Nikmati Insentif PPN DTP pada 2024

Sabtu, 25 Januari 2025 | 12:30 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Coretax Nyambung dengan Data Perbankan, DJP Rilis Imbauan Soal SPT

Kamis, 23 Januari 2025 | 15:19 WIB KONSULTASI PAJAK

Usaha Sektor Panas Bumi, Apa Saja Fasilitas PPh yang Bisa Digunakan?

BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 11:30 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Nilai Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 2024 Naik 29,3 Persen

Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI