RAPBN 2021 DAN NOTA KEUANGAN

Imbas Corona, Setoran Dividen BUMN Tahun Depan Diprediksi Turun 40%

Muhamad Wildan | Rabu, 19 Agustus 2020 | 09:15 WIB
Imbas Corona, Setoran Dividen BUMN Tahun Depan Diprediksi Turun 40%

Gedung Kementerian BUMN. (foto: Humas RNI)

JAKARTA, DDTCNews—Sumbangan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang bersumber dari dividen BUMN diprediksi bakal menurun hingga 40% seiring dengan dampak yang ditimbulkan pandemi virus Corona.

Berdasarkan Nota Keuangan dan RAPBN 2021, pemerintah memproyeksikan PNBP kekayaan negara dipisahkan (KND) yang berasal dari dividen BUMN turun 40% dari 2020 menjadi Rp26,1 triliun.

"Pandemi yang terjadi pada akhir 2019 berimbas terhadap kinerja keuangan BUMN 2020 dan berpengaruh pada turunnya proyeksi PNBP bagian pemerintah atas laba BUMN pada 2021," tulis pemerintah dalam nota keuangan, dikutip Selasa (18/8/2020).

Baca Juga:
DPP Belum Sesuai PMK 11/2025, Perlukah PKP Bikin Faktur Pengganti?

Dengan kata lain, penurunan kinerja BUMN menyebabkan proyeksi laba bersih BUMN mengalami penurunan sehingga dividen yang dibagikan kepada pemerintah selaku pemegang saham juga melempem.

Secara lebih terperinci, BUMN perbankan dianggap sedikit terdampak oleh pandemi. Kredit macet perbankan sedikit meningkat. BUMN yang paling terdampak adalah BUMN yang bergerak di sektor manufaktur, perhubungan, dan pariwisata.

Dalam kebijakan PNBP KND yang bersumber dari dividen BUMN ini, pemerintah mengupayakan menjaga profitabilitas dan likuiditas BUMN dengan mempertimbangkan laba, kemampuan pendanaan, dan solvabilitas.

Baca Juga:
PMK Omnibus Rilis, Tarif PPN atas 5 Jasa Tertentu Ini Tetap 1,1 Persen

Persepsi investor juga perlu dijaga sehingga nilai lembar saham BUMN di bursa efek tidak menurun. Selain itu, pemerintah juga akan lebih selektif dalam menetapkan dividen dalam rangka menyeimbangkan kebutuhan APBN dengan program BUMN.

Tahun ini, BUMN perbankan diproyeksikan masih mampu menyumbang PNBP KND lebih tinggi dari 2019. Misal, Bank BRI dan Bank Mandiri yang masing-masing menyumbangkan dividen sebesar Rp11,8 triliun dan Rp9,9 triliun.

Nominal dividen tersebut meningkat ketimbang 2019. Kala itu, Bank BRI dan Bank Mandiri menyetorkan dividen kepada pemerintah masing-masing sebesar Rp9,3 triliun dan Rp6,8 triliun. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

21 Agustus 2020 | 07:12 WIB

semoga pandemi ini segera berakhir....

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 12 Februari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DPP Belum Sesuai PMK 11/2025, Perlukah PKP Bikin Faktur Pengganti?

Rabu, 12 Februari 2025 | 11:04 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak Keluhan terkait Coretax, Ombudsman Ingatkan DJP Soal Ini

Rabu, 12 Februari 2025 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Beberkan Capaian Insentif Pajak dalam Menarik Investasi

BERITA PILIHAN
Rabu, 12 Februari 2025 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DPP Belum Sesuai PMK 11/2025, Perlukah PKP Bikin Faktur Pengganti?

Rabu, 12 Februari 2025 | 11:51 WIB KEPATUHAN PAJAK

Pejabat Kemenkeu Tersangka, DPR Minta Rakyat Tetap Patuh Bayar Pajak

Rabu, 12 Februari 2025 | 11:04 WIB CORETAX SYSTEM

Banyak Keluhan terkait Coretax, Ombudsman Ingatkan DJP Soal Ini

Rabu, 12 Februari 2025 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PERPAJAKAN

Gebrakan Kebijakan Bea Masuk Presiden AS Donald Trump

Rabu, 12 Februari 2025 | 10:45 WIB CORETAX SYSTEM

Efek Coretax ke Penerimaan, DJP Pantau Setoran Pajak Jelang Deadline

Rabu, 12 Februari 2025 | 10:30 WIB KANWIL DJP SUMATERA UTARA II

PPN yang Dipungut Tak Disetor ke Kas Negara, WP Ditahan Kejari

Rabu, 12 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Biar PPh 21-nya Ditanggung Pemerintah, NIK-NPWP Pegawai Harus Padan

Rabu, 12 Februari 2025 | 09:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Beberkan Capaian Insentif Pajak dalam Menarik Investasi

Rabu, 12 Februari 2025 | 09:27 WIB KURS PAJAK 12 FEBRUARI 2025 - 18 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra