Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kinerja APBN 2021. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mencatat realisasi penerimaan pajak hingga akhir Februari 2021 terkontraksi 4,8% dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut kontraksi penerimaan tersebut sebagai dampak berlanjutnya perlemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kontraksi itu lebih kecil dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2021 yang minus 15,3%.
"Penerimaan pajak kita Rp146 triliun. Dibandingkan [dengan kinerja] tahun lalu Rp153,6 triliun, kontraksinya 4,8%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (23/3/2021).
Dengan capaian tersebut, sambung Sri Mulyani, realisasi penerimaan pajak hingga 28 Februari 2021 mencapai 11,9% terhadap target APBN senilai Rp1.229,6 triliun.
Sebagai perbandingan, realisasi penerimaan pajak hingga akhir Februari 2020 tercatat senilai Rp153,6 triliun atau 12,8% terhadap target. Performa tersebut sekaligus tercatat juga mengalami pertumbuhan negatif 4,6%.
Sementara itu, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir Februari 2021 tercatat senilai Rp35,6 triliun atau 16,6% dari target Rp215 triliun. Realisasi itu mencatatkan pertumbuhan 42,1% dibandingkan dengan realisasi periode sama tahun lalu senilai Rp25,1 triliun.
Secara umum, realisasi pendapatan negara tercatat senilai Rp219,2 triliun atau mencatatkan pertumbuhan positif 0,7% dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp217,6 triliun. Realisasi pendapatan negara itu setara dengan 12,6% dari target senilai Rp1.743,6 triliun.
"Tahun lalu, Februari sebelum pandemi, pendapatan negara kita justru kontraksi 0,1%. Ini hal yang sangat positif. Kami akan terus menjaga dan memperhatikan perkembangan ini secara hati-hati dan terus mendukung akselerasi pemulihannya," ujarnya.
Di sisi lain, belanja negara hingga akhir Februari 2021 tercatat senilai Rp282,7 triliun atau 10,3% dari pagu Rp2.750 triliun. Realisasi belanja negara itu tumbuh 1,2% dibandingkan dengan penyerapan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp279,4 triliun.
Dengan performa pendapatan negara dan belanja negara itu, defisit APBN hingga Februari 2021 tercatat mencapai Rp63,6 triliun atau 6,3% dari patokan dalam APBN 2020 senilai Rp1.006,4 triliun. Realisasi defisit anggaran itu setara dengan 0,36% terhadap PDB.
"Defisitnya 0,36% dari GDP. Ini lebih rendah dari tahun lalu 0,4% dari GDP," imbuhnya. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.