PMK 196/2021

Harta PPS Bisa untuk Dirikan Usaha Baru atau Investasi IPO/Right Issue

Muhamad Wildan | Rabu, 29 Desember 2021 | 13:15 WIB
Harta PPS Bisa untuk Dirikan Usaha Baru atau Investasi IPO/Right Issue

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Investasi di sektor hilirisasi SDA dan energi terbarukan bagi wajib pajak peserta program pengungkapan sukarela (PPS) dapat dilakukan melalui pendirian usaha baru.

Merujuk pada Pasal 16 ayat (1) PMK 196/2021, investasi pada kedua sektor tersebut dapat dilakukan melalui pendirian usaha baru, penyertaan modal lewat perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), hingga penyertaan modal melalui perusahaan yang menawarkan right issue.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan usaha yang menjadi tujuan investasi nantinya masih akan diatur lebih lanjut oleh menteri keuangan.

Baca Juga:
Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

"Kegiatan usaha sektor pengolahan SDA ... dan kegiatan usaha sektor energi terbarukan ... sebagai tujuan investasi harta bersih, ditetapkan oleh menteri," bunyi Pasal 16 ayat (4) PMK 196/2021, dikutip Rabu (29/12/2021).

Secara umum, Pasal 16 ayat (2) PMK 196/2021 mendefinisikan kegiatan usaha sektor pengolahan SDA sebagai kegiatan pengolahan bahan baku SDA menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang menambah nilai bahan baku SDA.

Adapun yang dimaksud dengan kegiatan usaha sektor energi terbarukan merupakan kegiatan pengusahaan sektor energi yang dihasilkan dari bahan yang bisa diperbarui secara terus-menerus.

Baca Juga:
Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Bila wajib pajak peserta PPS baik kebijakan I maupun kebijakan II menginvestasikan harta bersihnya ke 2 sektor ini, maka PPh final yang dikenakan atas harta bersih bakal lebih rendah.

Bagi peserta kebijakan I PPS, tarif PPh final atas harta bersih yang diinvestasikan pada sektor hilirisasi SDA dan energi terbarukan hanya 6%. Untuk peserta kebijakan II PSS, tarif PPh final yang diinvestasikan pada kedua sektor tersebut hanya sebesar 12%.

Tarif PPh final paling rendah tersebut juga berlaku bila harta bersih yang diungkapkan wajib pajak diinvestasikan pada SBN. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kembali Dilantik Jadi Menkeu, Begini Pesan Sri Mulyani kepada Jajaran

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:15 WIB KABINET MERAH PUTIH

Anggito: Belum Ada Pembagian Tugas yang Formal Antar Wamenkeu

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN