Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menilai angka yang dipatok sebagai target penerimaan pajak pada tahun depan adalah nilai yang realistis.
Pada 2023, penerimaan pajak ditargetkan senilai Rp1.715,1 triliun atau hanya tumbuh 6,7% bila dibandingkan dengan outlook penerimaan pajak pada tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi kita asumsikan 5,3% ditambah inflasi 3,3%, berarti pertumbuhan PDB nominal kita lebih dari 10%. Namun, pertumbuhan pajaknya hanya 6,7%, itu betapa kita realistisnya," ujar Febrio, Senin (22/8/2022).
Febrio mengatakan terdapat beberapa variabel penerimaan pajak pada tahun ini yang tidak akan terulang kembali pada tahun depan.
Pertama, pemerintah mengasumsikan windfall komoditas tidak akan terulang kembali pada tahun depan. Kedua, tambahan penerimaan berkat reformasi pajak pada tahun ini juga tidak akan berulang pada tahun depan.
"Jadi dampak-dampak yang hanya sekali kita bersihkan, kita pastikan ini target yang memang realistis," ujar Febrio.
Adapun penerimaan kepabeanan dan cukai pada tahun depan diekspektasikan hanya senilai Rp301,8 triliun atau terkontraksi -4,7% bila dibandingkan dengan outlook pabean dan cukai pada tahun ini.
Implikasinya, pada tahun depan penerimaan perpajakan ditargetkan senilai Rp2.016,9 triliun dengan rasio perpajakan hanya sebesar 9,61%. Penerimaan perpajakan pada 2023 diproyeksikan hanya tumbuh 4,8% bila dibandingkan dengan outlook perpajakan 2022. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.