FILIPINA

Giliran Filipina Ingin Tarif PPh Badan Turun ke 20%

Redaksi DDTCNews | Rabu, 13 Mei 2020 | 15:24 WIB
Giliran Filipina Ingin Tarif PPh Badan Turun ke 20%

Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez III. (Foto: Depkeu Filipina)

MANILA, DDTCNews—Departemen Keuangan Filipina mendorong pengesahan Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) dan Rasionalisasi Insentif (Citira) untuk menarik investor dan menghidupkan kembali ekonomi yang dilanda pandemi virus Corona.

Menteri Keuangan Filipina Carlos Dominguez III mengatakan UU tersebut akan mencari pengurangan PPh badan dari yang selama ini berlaku 30% turun menjadi 20% selama 10 tahun. Pada saat yang bersamaan, sistem insentif pajak juga akan dirasionalisasi.

“Ini akan melibatkan pengesahan mendesak Citira atau paket dua dari Program Reformasi Pajak Komprehensif, yang sekarang kami usulkan untuk memasukkan pajak fleksibel dan insentif nontax, sehingga kami dapat menargetkan perusahaan tertentu,” katanya di Manila, Rabu (5/5/2020).

Baca Juga:
Filipina Andalkan Pengesahan RUU Pajak untuk Optimalkan Penerimaan

Menkeu Carlos mengatakan telah mengajukan hal itu dalam pertemuan dengan Presiden Duterte dan pejabat tinggi lainnya pada Senin malam (11/5/2020). Ia mengusulkan beberapa prioritas ekonomi sebagai bagian dari program pemulihan Filipina yang bergulat dengan pandemi Covid-19.

Ia menekankan bagian mendesak dari Citira, atau paket kedua program reformasi pajak komprehensif ini, sangat penting dalam menarik investor asing yang mencari potensi ekonomi yang tangguh dengan pertumbuhan tinggi seperti Filipina.

Carlos meminta dukungan Presiden Duterte mengesahkan RUU PPh dan Rasionalisasi Insentif itu segera sebelum Kongres menunda sidang pada 3 Juni 2020. Duterte sendiri sudah menyerahkan RUU tersebut ke parlemen Filipina Maret lalu.

Baca Juga:
Negara Ini Berlakukan Tarif PPh Badan 15 Persen Mulai Tahun Ini

Presiden Senat Filipina Vicente Sotto III mengatakan dalam situasi yang mendesak ini Senat akan memberikan upaya terbaik untuk menyetujui Citira sebelum ditunda pada Juni. Namun, seperti dilansir thestar.com.my, ia mengakui beberapa rekannya prihatin tentang tindakan tersebut.

Pemimpin Minoritas Senat Franklin Drilon mengatakan mendukung RUU reformasi pajak secara umum. Menurutnya, rasionalisasi insentif yang diusulkan sebenarnya berarti mengurangi tunjangan yang dinikmati beberapa perusahaan. “Para senator akan terbagi dalam masalah ini,” katanya.

Senator Juan Edgardo Angara, yang memimpin Komite Keuangan Senat, mengatakan Filipina harus melihat apa yang dilakukan negara-negara tetangga mengenai investor. Perspektif ini tidak boleh dilupakan dalam menetapkan kebijakan tentang tarif PPh badan. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Senin, 27 Januari 2025 | 10:00 WIB PMK 119/2024

Pemerintah Perinci Objek Penelitian atas PKP Berisiko Rendah

Senin, 27 Januari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Siap-Siap SBN Ritel Perdana 2025! Besok Dirilis ORI027T3 dan ORI027T6

Senin, 27 Januari 2025 | 08:43 WIB LAYANAN PAJAK

Butuh Layanan Pajak? Kantor Pajak Baru Buka Lagi 30 Januari 2025

Senin, 27 Januari 2025 | 08:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Pembaruan Objek Penelitian PKP Berisiko Rendah untuk Cairkan Restitusi

Senin, 27 Januari 2025 | 08:00 WIB KOTA PALANGKA RAYA

Bayar Pajak Sudah Serba Online, Kepatuhan WP Ditarget Membaik

Minggu, 26 Januari 2025 | 14:30 WIB PERATURAN PAJAK

Soal DPP Nilai Lain atas Jasa Penyediaan Tenaga Kerja, Ini Kata DJP

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:30 WIB PERDAGANGAN KARBON

Luncurkan Perdagangan Karbon Internasional di IDXCarbon, Ini Kata BEI

Minggu, 26 Januari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Tarif Bea Masuk Trump terhadap 2 Negara Ini Lebih Tinggi dari China