BADAN PUSAT STATISTIK:

Genjot Konsumsi Rumah Tangga, Ini Saran BPS untuk Pemerintah

Redaksi DDTCNews | Senin, 06 Agustus 2018 | 14:51 WIB
Genjot Konsumsi Rumah Tangga, Ini Saran BPS untuk Pemerintah

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan II 2018 sebesar 5,27%. Angka ini salah satunya disumbang oleh pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang naik jadi 5,14%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan komponen konsumsi rumah tangga merupakan faktor kunci dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu pemerintah harus menjaga konsumsi tetap terjaga hingga akhir tahun.

"Ke depan kita berharap konsumsi rumah tangga tetap kuat. Kita harus menjaga inflasi terkendali supaya tidak menggerus daya beli," katanya, Senin (6/8).

Baca Juga:
Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Oleh karena itu, menurut Suhariyanto pemerintah tidak cukup hanya berpaku pada gerak inflasi semata. Setidaknya ada dua hal yang harus menjadi perhatian serius.

Pertama, ialah menggenjot investasi. Hal ini penting karena data Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh melambat dalam tiga kuartal terakhir. Kedua adalah masih besarnya volume impor yang secara agregat menggerus angka pertumbuhan ekonomi.

"PMTB masih tumbuh positif meskipun masih sedikit lebih lambat dibandingkan tiga triwulan sebelumnya. Kemudian yang harus diwaspadai adalah kenaikan import yang tumbuh lebih tinggi dari ekspor. Pemerintah harus mencermati masalah ini," terangnya.

Baca Juga:
Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

Adapun pendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga antara lain dipengaruhi oleh masa panen, Lebaran dan pemilihan kepala daerah. Selain itu, membaiknya industri otomotif tercemin dengan peningkatan penjualan produk seperti sepeda motor dan mobil.

"Kita tahun ini numpuk di triwulan II seperti Lebaran itu, masa panen. Ada pejualan sepeda motor, mobil, meningkatnya nilai transaksi kartu kredit, pertanian bagus, bansos besar. Sehingga pengeluaran konsumsi naik," paparnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

Kamis, 19 Desember 2024 | 13:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Prabowo Akui Ekonomi Indonesia Belum Tumbuh Secara Merata

Selasa, 10 Desember 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Tingkatkan Peran KEK, Airlangga: RI Perlu Contoh China dan Vietnam

Rabu, 04 Desember 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

OECD Perkirakan Ekonomi Indonesia hingga 2026 Hanya Tumbuh 5 Persen

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra