Petani menjemur tembakau jenis kasturi di Lapangan Pakusari, Jember, Jawa Timur, Sabtu (11/9/2021). ANTARA FOTO/Seno/hp.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah berupaya meningkatkan serapan tembakau saat panen raya. Kementerian Perindustrian menggandeng sejumlah stakeholder terkait, termasuk Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu serta para pelaku usaha industri hasil tembakau (IHT) untuk menyusun strategi.
Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menjelaskan bahwa seluruh pihak yang bersinggungan dengan IHT perlu duduk bersama untuk mengatasi permasalahan penyerapan tembakau yang terjadi setiap panen raya.
"Ke depannya diharapkan solusi yang dihasilkan dapat mengantisipasi terjadinya gejolak dari para petani yang selama ini terus berulang setiap tahun," kata Putu, dikutip dari keterangan pers, Selasa (21/9/2021).
Salah satu solusi yang disiapkan pemerintah untuk menggenjot serapan tembakau lokal adalah penerapan sistem resi gudang. Langkah ini juga diyakini dapat memantau ketersediaan bahan baku di gudang perusahaan IHT serta menjaga kestabilan harga tembakau.
"Selain itu, kami juga sudah menginisiasi program substitusi impor dan mendorong ekspor produk IHT. Hal ini akan berdampak baik pada perekonomian nasional," kata Putu.
Operasional sektor industri hasil tembakau, imbuh Putu, berperan strategis pada program pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, ketersediaan bahan baku tembakau yang berkualitas penting untuk menjaga keberlangsungan usaha sektor IHT.
Tembakau sendiri merupakan bahan baku IHT seperti rokok kretek, rokok putih, cerutu, klobot, tembakau iris, snuf, cerutek hingga stick dan liquid rokok elektrik. Status pengusahaan lahan tembakau, ujar Putu, didominasi perkebunan rakyat sebesar 99,96%. Sisanya merupakan perkebunan besar swasta dan perkebunan besar negara. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.