ADMINISTRASI PAJAK

E-Faktur 4.0: NITKU Muncul Otomatis pada Cetakan Faktur Pajak

Redaksi DDTCNews | Kamis, 25 Juli 2024 | 16:34 WIB
E-Faktur 4.0: NITKU Muncul Otomatis pada Cetakan Faktur Pajak

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Tampilan Nomor Identitas Tempat Kegiatan usaha (NITKU) akan muncul otomatis pada cetakan faktur pajak melalui aplikasi e-faktur 4.0.

Ditjen Pajak (DJP) menyampaikan dalam pembuatan faktur pajak, aplikasi e-faktur 4.0 mengakomodasi penggunaan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 15 digit, NPWP 16 digit, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK).

“Pada cetakan e-faktur, tampilan NITKU muncul otomatis setelah Kakak berhasil melakukan upload faktur pajak dan tidak diinput secara manual,” tulis contact center DJP, Kring Pajak, saat merespons pertanyaan warganet di media sosial X, Kamis (25/7/2024).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Kendati demikian, wajib pajak perlu memastikan NPWP lawan transaksi sudah padan. Jika NPWP lawan transaksi sudah padan, NPWP 16 digit dan NITKU akan tetap muncul pada cetakan faktur pajak meskipun yang digunakan sebagai referensi adalah NPWP 15 digit.

“Ketika Kakak merekam faktur pajak dengan menggunakan NPWP 15 digit maka di cetakan faktur pajak akan ada kemungkinan NPWP 16 digit dan NITKU tidak muncul ketika data wajib pajak belum padan,” imbuh Kring Pajak.

Ketika NPWP 16 digit dan NITKU tidak muncul, menurut DJP, hal tersebut tidak menjadi masalah. Pada intinya, faktur pajak sudah memuat keterangan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 5 PER-03/PJ/2022 s.t.d.d PER-11/PJ/2022.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

“Sepanjang faktur pajak sudah memuat keterangan yang disebutkan dalam Pasal 5 PER-03/PJ/2023 s.t.d.d PER-11/PJ/2023 maka faktur pajak tidak termasuk dalam faktur pajak tidak lengkap ya,” imbuh Kring Pajak.

Adapun sesuai dengan Pasal 5 PER-03/PJ/2023 s.t.d.d PER-11/PJ/2023, sejumlah keterangan yang harus dicantumkan antara lain, pertama, nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan barang kena pajak (BKP) atau jasa kena pajak (JKP). Kedua, identitas pembeli BKP atau penerima JKP.

Ketiga, jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga. Keempat, PPN yang dipungut. Kelima, PPnBM yang dipungut. Keenam, kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan faktur pajak. Ketujuh, nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani faktur pajak.

Kring Pajak menambahkan terkait dengan pembuatan faktur pajak pengganti. Jika faktur pajak normalnya menggunakan NPWP 15 digit, faktur pajak penggantinya tetap akan menggunakan NPWP 15 digit. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja