PAJAK DIGITAL

DJP: Memajaki Media Sosial Butuh Aturan Tegas

Redaksi DDTCNews | Senin, 16 Januari 2017 | 18:05 WIB
DJP: Memajaki Media Sosial Butuh Aturan Tegas

JAKARTA, DDTCNews – Tak hanya Google, pemerintah juga tengah menggali potensi pajak dari sejumlah media sosial yang meliputi Facebook, Yahoo, dan Twitter. Dalam memajaki perusahaan internasional tersebut pemerintah perlu memberlakukan peraturan Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang bisa dikenakan pajak.

Kepala Kanwil Ditjen Pajak Jakarta Khusus Muhammad Haniv mengatakan transaksi atas perusahaan Over The Top (OTT) perlu ketegasan dari pemerintah khususnya dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

“Untuk soal Facebook, Yahoo, dan Twitter itu urusan biasa bukan bukper. Tapi lagi-lagi persoalan BUT,” ujarnya di Jakarta, Senin (16/1).

Baca Juga:
Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Ia menyatakan Kemenkominfo harus memahami duduk persoalan terlebih dulu dalam menangani perusahaan internasional yang beroperasi di Indonesia. Menurutnya ketetapan BUT bisa diterbitkan oleh Kemenkominfo.

“Semuanya tergantung oleh Kemenkominfo untuk hal ini. Seharusnya Kemenkominfo bisa menunjukkan aturan main yang tegas kepada perusahaan OTT tersebut,” paparnya.

Menurutnya pemerintah harus bisa memastikan aturan main OTT, sehingga jenis penghasilan yang bisa dikenai pajak sudah ditentukan. Haniv menekankan jika pemerintah menggunakan peraturan PPh biasa, maka selanjutnya akan mengikuti aturan tax treaty.

Aturan tax treaty tersebut tentunya akan merujuk pada status BUT maupun tidaknya suatu perusahaan. Sehingga, Haniv menilai Kemenkominfo harus memiliki aturan baku untuk mengatur perusahaan OTT yang beroperasi di Indonesia. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:30 WIB SERBA-SERBI PAJAK

Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:00 WIB PENERIMAAN PAJAK

Hingga September, Setoran Pajak Sektor Digital Tembus Rp28,91 Triliun

Selasa, 01 Oktober 2024 | 17:17 WIB LOMBA MENULIS DDTCNEWS 2024

DigiTax 4.0 sebagai Lompatan Besar dalam Sistem Perpajakan

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN