ADMINISTRASI PAJAK

DJP Ingatkan Perbedaan Batas Lapor SPT Masa PPN & Upload Faktur Pajak

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 05 November 2022 | 10:00 WIB
DJP Ingatkan Perbedaan Batas Lapor SPT Masa PPN & Upload Faktur Pajak

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) kembali mengingatkan wajib pajak bahwa ada perbedaan ketentuan mengenai batas waktu pelaporan surat pemberitahuan (SPT) Masa pajak pertambahan nilai (PPN) dan batas waktu pengunggahan (upload) faktur pajak keluaran.

Hal tersebut dijelaskan DJP untuk merespons kekeliruan wajib pajak yang disampaikan melalui Helpdesk Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Saya merupakan perusahaan baru berbentuk pengusaha kena pajak (PKP) dan aktivasi sistem tanggal 15 Agustus 2022. Saya belum ada transaksi di bulan Agustus. Untuk pelaporannya berarti saya di bulan September maksimal tanggal 15, ya? Patokan lapor setiap tanggal 15 bulan berikutnya?” tanya salah satu wajib pajak, dikutip Sabtu (5/11/2022).

Baca Juga:
Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Melalui kanal YouTube, KPP Pratama Cibinong merespons kekeliruan pemahaman wajib pajak tersebut. Mula-mula, DJP menyampaikan ketentuan batas waktu pelaporan SPT Masa PPN untuk semua jenis pengusaha kena pajak (PKP) yang diatur dalam Pasal 3 ayat (3) UU KUP jo. Pasal 15A UU PPN.

“Jadi, batas waktu pelaporan SPT Masa PPN untuk semua jenis PKP adalah akhir masa pajak berikutnya,” sebut DJP.

Dengan demikian, sambung DJP, wajib pajak tersebut sebagai PKP harus melaporkan SPT PPN Masa Agustus paling lambat tanggal 30 September. Pelaporan SPT Masa PPN dilakukan wajib pajak dalam bentuk dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan Pasal 3A PMK 9/2018 s.t.d.t.d PMK 18/2021.

Baca Juga:
Apa Itu Barang Tidak Kena PPN serta PPN Tak Dipungut dan Dibebaskan?

Adapun ketentuan yang menyebutkan 'tanggal 15 bulan berikutnya' berkaitan dengan batas waktu upload faktur pajak. Merujuk pada Pasal 18 ayat (1) PER-03/PJ/2022 s.t.d.t.d. PER-11/PJ/2022, faktur pajak di-upload ke DJP menggunakan aplikasi e-Faktur.

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Dirjen Pajak tersebut, faktur pajak harus di-upload sebelum jangka waktu yang ditentukan agar dapat memperoleh persetujuan dari DJP. Sebab, jika faktur pajak tidak memperoleh persetujuan dari DJP maka tidak dianggap sebagai faktur pajak yang sah. (Fauzara Pawa Pambika/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Selasa, 24 Desember 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Sempat Menolak, PDIP Kini Berbalik Dukung PPN 12 Persen

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra