ADMINISTRASI PAJAK

DJP Imbau Wajib Pajak Ganti Password 3 Bulan Sekali, Ini Alasannya

Redaksi DDTCNews | Jumat, 04 Maret 2022 | 18:00 WIB
DJP Imbau Wajib Pajak Ganti Password 3 Bulan Sekali, Ini Alasannya

Unggahan DarkTracer di Twitter.

JAKARTA, DDTCNews – Ditjen Pajak (DJP) mengimbau kepada wajib pajak/pengguna situs web pajak.go.id agar mengganti password secara berkala. Hal ini untuk memitigasi risiko peretasan dari para hackers.

Imbauan tersebut menyusul informasi yang diungkap DarkTracer melalui akun Twitter @darktracer_int yang menyatakan bahwa ada lebih dari 49.000 credential users di seluruh dunia bocor dan dipakai untuk masuk ke dalam situs web pemerintahan.

“Penggantian kata sandi [dalam aplikasi DJP] minimal 3 bulan sekali,” kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Neilmaldrin Noor, Jumat (4/3/2022).

Baca Juga:
Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Neilmaldrin juga menyampaikan bahwa wajib pajak membuat kata sandi yang kuat. Idealnya bukan kata yang mudah ditebak.

“Minimal 8 karakter yang terdiri dari huruf besar, huruf kecil, dan angka. Semakin panjang kata sandi semakin baik,” kata Neilmaldrin.

Lebih lanjut, Neilmaldrin menyarankan ada beberapa tips untuk menjaga keamanan kata sandi wajib pajak yang disarankan oleh otoritas.

Baca Juga:
Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Pertama, tidak membagi kata sandi kepada pihak lain. Kedua, menggunakan antivirus dan sistem operasi mutakhir untuk mencegah malware pencuri data atau kata sandi.

Ketiga, tidak menggunakan jaringan publik seperti wi-fi gratis di tempat umum, terutama untuk kegiatan penting. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

BERITA PILIHAN
Jumat, 27 Desember 2024 | 15:30 WIB LAPORAN TAHUNAN DJP 2023

Rata-Rata Waktu Penyelesaian Pengaduan Perpajakan di DJP Capai 9 Hari

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Pedagang Gunakan QRIS untuk Pembayaran, Konsumen Bayar PPN 12 Persen?

Jumat, 27 Desember 2024 | 15:00 WIB KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Pembukuan dalam bidang Kepabeanan?

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:30 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Yuridis Pengenaan PPN atas Jasa Kecantikan

Jumat, 27 Desember 2024 | 14:00 WIB KELAS PPN

Konsep PPN, Deviasi, dan Isu Kenaikan PPN 12%

Jumat, 27 Desember 2024 | 13:30 WIB UU HKPD

Berlaku Mulai 5 Januari 2025, Begini Penghitungan Opsen Pajak

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:30 WIB LAPORAN BELANJA PERPAJAKAN

Masih Ada Fasilitas Kepabeanan Tak Dimanfaatkan, DJBC Beri Penjelasan

Jumat, 27 Desember 2024 | 12:00 WIB PMK 81/2024

Catat! Dokumen WP Badan Era Coretax Diteken Pakai Sertel Pengurus

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 168/2023

Penghitungan PPh 21 Pegawai Tidak Tetap untuk Masa Pajak Desember

Jumat, 27 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Analisis Kesebandingan dalam Tahapan Penerapan PKKU