KEBIJAKAN PAJAK

Digitalisasi Batasi Pertemuan Pegawai Pajak dan WP, DJP Harapkan Ini

Dian Kurniati | Rabu, 12 April 2023 | 16:48 WIB
Digitalisasi Batasi Pertemuan Pegawai Pajak dan WP, DJP Harapkan Ini

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas DJP Dwi Astuti (kedua dari kanan), mantan Dirjen Pajak Machfud Sidik (paling kanan), dan Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Ruston Tambunan (paling tengah). 

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) menyatakan langkah digitalisasi dan perbaikan proses bisnis menjadi bagian dari upaya otoritas untuk menekan ruang korupsi.

Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas DJP Dwi Astuti mengatakan digitalisasi dan perbaikan proses bisnis telah meminimalisasi interaksi tatap muka antara petugas dan wajib pajak. Dengan kata lain, peluang petugas dan wajib pajak untuk bertransaksi juga makin kecil.

"Intinya digitalisasi ini meminimalisasi pertemuan fiskus dan wajib pajak. Harapannya, kesempatan untuk melakukan itu [penyimpangan] makin sempit," katanya dalam webinar Korupsi & Reformasi Perpajakan, Rabu (12/4/2023).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Dwi menuturkan reformasi diperlukan salah satunya untuk memperkuat integritas pegawai. Melalui reformasi, DJP berupaya memperbaiki proses bisnis sehingga wajib pajak tidak perlu berinteraksi dengan petugas secara tatap muka.

Dia menjelaskan pelayanan kepada wajib pajak kini sudah diarahkan untuk memanfaatkan teknologi digital. Terlebih, DJP juga tengah melakukan pembaruan sistem inti administrasi perpajakan (PSIAP) atau coretax administration system (CTAS).

Pembaruan PSIAP akan memberikan kepastian dan efisiensi bagi wajib pajak karena berbagai proses bisnis utama DJP bakal terintegrasi. Meski beralih pada sistem digital, kualitas pelayanan kepada wajib pajak pun dipastikan tidak akan berkurang.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Adapun pembaruan PSIAP bakal diimplementasikan secara penuh mulai 1 Januari 2024. "Dengan reformasi segala bentuk penyimpangan akan lebih mudah terdeteksi. Ada banyak mekanisme untuk mengungkap penyimpangan," ujar Dwi.

Sementara itu, mantan Dirjen Pajak Machfud Sidik menyebut perjalanan reformasi pajak di Indonesia sudah dimulai sejak 1983. Saat ini, lanjutnya, reformasi pajak diarahkan untuk memanfaatkan berbagai perkembangan teknologi digital.

Dia menilai sistem dan regulasi pajak harus mampu merespons kondisi perekonomian yang dinamis. Oleh karena itu, reformasi perlu terus berlanjut dengan memperhatikan praktik-praktik administrasi dan kebijakan terbaik (best practices) di dunia.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

"Sektor perpajakan sangat dinamis. Kita kalau tidak bisa bersaing, akan kalah dengan Vietnam dan sebagainya. Dengan tantangan yang tidak mudah, kita perlu dorong [reformasi berjalan] terus," tuturnya.

Ketua Umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) Ruston Tambunan memandang Indonesia termasuk negara yang melaksanakan reformasi sejak dini. Menurutnya, dampak dari reformasi sejauh ini paling terasa dari sisi regulasi dan sistem administrasi pajak.

Reformasi dinilai telah mengurangi persinggungan antara petugas dan wajib pajak. Namun, hal lain yang tidak kalah penting ialah mengurangi biaya kepatuhan pajak.

"Saya melihat DJP sangat advance karena semua serba E (elektronik). Ini reformasi yang membuat cost of compliance dari wajib pajak makin kecil dan cost of collection dari pemerintah makin kecil," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN