Ilustrasi. (foto: thethaiger.com)
BANGKOK, DDTCNews – Pemerintah Thailand mengusulkan agar maskapai penerbangan lokal meningkatan frekuensi penerbangan ke provinsi tingkat kedua (setingkat kabupaten/kota) sebagai timbal balik jika cukai bahan bakar jet.
Dirjen Departemen Cukai Thailand Patchara Anuntasilpa mengatakan peningkatan frekuensi penerbangan lokal itu akan turut menggerakkan sektor pariwisata. Hal ini pada gilirannya mampu memberikan tambahan penerimaan bagi negara. Pasalnya, cukai bahan bakar Jet menyumbang sekitar 3 miliar baht per tahun.
“Jika tujuh maskapai berbiaya rendah dan full-services menginginkan Departemen Cukai memotong tarif cukai, mereka harus menawarkan proposal yang menguntungkan masyarakat. Salah satunya terkait penerbangan yang lebih sering ke provinsi tingkat kedua,” katanya.
Adapun pertemuan antara maskapai penerbangan lokal dan otoritas dijadwalkan akan berlangsung dalam dua pekan. Perwakilan otoritas pariwisata Thailand (Tourism Authority of Thailand) juga akan diundang untuk berpartisipasi.
Sebagai informasi, Thai AirAsia, Thai Smile Airways, Thai Airways International, Nok Air, Bangkok Airways, Thai VietJet Air, dan Thai Lion Air telah mengajukan permintaan untuk memotong cukai bahan bakar jet untuk menghindari efisiensi hingga penutupan operasi.
Dalam ajuannya, mereka mengaku telah terpukul dengan kondisi ekonomi yang lemah dan nilai tukar baht yang menguat. Hal tersebut telah berdampak pada pengurangan kedatangan wisatawan. Persaingan yang ketat seolah melarang mereka untuk mengerek tarif.
Pasalnya, bahan bakar jet menyumbang sekitar 30%-35% dari total biaya penerbangan. Saat ini, Departemen mengenakan cukai bahan bakar penerbangan sebesar 4.726 baht per liter.
Tassapon Bijleveld, Ketua Eksekutif Asia Aviation – pemegang saham terbesar Thai AirAsia – mengatakan maskapai berbiaya rendah telah menyerap biaya operasi yang berat karena kenaikan cukai bahan bakar jet menjadi 4,726 baht per liter dari hanya 0,20 baht per liter selama dua tahun.
Thai AirAsia telah mengurangi jumlah penerbangan sekitar 15% selama empat bulan terakhir. Maskapai tersebut juga telah memotong frekuensi penerbangan ke Chiang Mai, Phuket, Krabi, dan Khon Kaen untuk mengurangi biaya operasi yang tinggi.
Anawat Leelawatwatana, Senior Vice President Bangkok Airways mengatakan tarif maskapai Thailand sebenarnya telah turun karena maskapai bersaing secara lokal dan internasional. Menurutnya, dukungan pemerintah diperlukan jika maskapai diharapkan untuk mengambil bagian dalam merangsang pariwisata di provinsi tertentu.
“Mempromosikan perjalanan di provinsi tingkat kedua sangat penting bagi pariwisata Thailand. Wisatawan internasional bisa bosan jika negara itu hanya memiliki lima atau enam kota tujuan,” katanya, seperti dilansir bangkokpost.com. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.