AFRIKA SELATAN

Dewan Mineral Tolak Pajak Karbon

Redaksi DDTCNews | Sabtu, 21 September 2019 | 18:12 WIB
Dewan Mineral Tolak Pajak Karbon

CEO Dewan Mineral Roger Baxter.

JOHANNESBURG, DDTCNews – Asosiasi pemilik tambang di Afrika Selatan, Dewan Mineral, meminta penundaan implementasi pajak karbon yang akan diterapkan pemerintah mulai tahun depan. Dewan mengimbau penerapan pajak karbon itu ditunda.

Dalam pertanyataan resminya, Dewan Mineral meyakini pelaksanaan pajak karbon merupakan suatu tantangan besar bagi industri pertambangan. Selain itu, peraturan tersebut juga harus mampu untuk menerapkan investasi green energy.

“Kegagalan tersebut nanti bisa memperburuk ketidaktentuan peraturan pajak karbon dan nantinya secara material bisa merusak investasi dan berdampak negatif pada sektor pertambangan di Afrika Selatan, terutama dengan tidak adanya insentif bebas pajak,” ungkap pernyataan tersebut.

Baca Juga:
Thailand Bakal Segera Terapkan Pajak Karbon, Segini Tarifnya

Sebuah survei yang dilakukan Dewan Mineral pada Agustus 2018 pada 18 perusahaan pertambangan besar di seluruh sektor, mengonfirmasi adanya peningkatan biaya yang akan dikeluarkan sebagai akibat dari pengenaan pajak karbon.

Seluruh perusahaan memperkirakan harus mengeluarkan AfR517 juta atau setara dengan Rp492 miliar per tahun pada tahap pertama untuk pajak karbon dan diperkirakan terjadi peningkatan hingga AfR5,5 miliar per tahun pada tahap kedua.

Hal ini merupakan sebuah beban yang tinggi untuk perusahaan, mengingat tidak adanya penggantian kerugian pada tahap pertama. “Kami menyesalkan tidak insentif dan peraturan pendukung yang diperlukan sebagai penyeimbang pajak karbon,” kata CEO Dewan Mineral Roger Baxter.

Baca Juga:
Dukung Penurunan Emisi Karbon, Negara Ini Rombak Tarif Cukai Mobil

Ia mengakui peran bahan bakar fosil dalam perubahan iklim, sehingga komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca harus didukung. Namun, ia menyesalkan tidak adanya langkah perubahan lain untuk membantu mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut melalui insentif.

“Kami percaya transisi menuju ekonomi rendah emisi harus seimbang dan didukung dengan sistem pajak kompetitif yang penting juga untuk pertambahan investasi pada industri padat modal seperti pertambangan” ungkapnya seperti dilansir engineeringnews.co.za. (MG-anp/Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 22 Januari 2025 | 10:31 WIB THAILAND

Thailand Bakal Segera Terapkan Pajak Karbon, Segini Tarifnya

Sabtu, 04 Januari 2025 | 09:00 WIB PAJAK KARBON

Ditagih Aturan Pajak Karbon, Sri Mulyani Sampaikan Hal Ini

Minggu, 29 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

SPT Tahunan Pajak Karbon berdasarkan PMK 81/2024

BERITA PILIHAN
Rabu, 05 Februari 2025 | 19:30 WIB BEA CUKAI PURWOKERTO

DJBC Cegat Mobil Penumpang di Banyumas, Angkut 280.000 Rokok Ilegal

Rabu, 05 Februari 2025 | 19:00 WIB CORETAX SYSTEM

Bukti Potong Dibuat Pakai NPWP Sementara, Perhatikan Konsekuensinya

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:30 WIB PMK 136/2024

Definisi Pajak Tercakup Menurut Ketentuan Pajak Minimum Global

Rabu, 05 Februari 2025 | 18:17 WIB KAMUS PAJAK

Apa Itu Pajak Minimum Global? (Update PMK 136/2024)

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengecer Boleh Jualan Lagi, UMKM Dijamin Tetap Dapat Pasokan Elpiji

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:11 WIB KONSULTASI CORETAX

Kendala NIK Tidak Valid di Coretax DJP, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rabu, 05 Februari 2025 | 14:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Trump Tunda Bea Masuk 25 Persen untuk Produk Asal Kanada dan Meksiko