Kepala BPS Suhariyanto menyampaikan data realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021. (tangkapan layar Youtube)
JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2021 masih terkontraksi 0,74%. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, ekonomi masih tumbuh 2,97%.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kontraksi ekonomi itu merupakan dampak pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurutnya, catatan pertumbuhan ekonomi tersebut sudah lebih baik dari kuartal-kuartal sebelumnya.
"Apa yang kita capai ini menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan," katanya melalui konferensi video, Rabu (5/5/2021).
Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku pada kuartal I/2021 tercatat senilai Rp3.969,1 triliun triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp2.683,1 triliun.
Dia menilai pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 yang minus 0,74% secara tahunan itu telah menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 tercatat minus 5,32, kuartal III/2020 minus 3,49%, dan kuartal IV/2020 minus 2,19%.
"Ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi akan semakin nyata. Tentu kita berharap pemulihan ekonomi akan terjadi pada 2021 dan betul-betul akan terwujud," ujarnya.
Menurut lapangan usaha, kontraksi terdalam terjadi pada sektor transportasi dan pergudangan yang minus hingga 13,12%, diikuti akomodasi dan makanan minuman yang minus 7,26%. Sebaliknya, sektor pengadaan air tumbuh positif 5,49%, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh hingga 3,64%.
Suhariyanto menambahkan pandemi Covid-19 juga menyebabkan kontraksi ekonomi pada semua negara di dunia meski mulai menunjukkan perbaikan. Misalnya, untuk China yang menjadi mitra dagang penting Indonesia, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 mencapai 18,3%, melesat dari posisi kuartal I/2020 yang minus 6,8%.
Angka pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 yang minus 0,74% tersebut sesuai dengan proyeksi pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi masih minus 1% hingga 0,1%. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa sebelumnya juga memprediksi pertumbuha ekonomi minus 0,6%-0,9%. (kaw)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.