PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA

Catat! SBN Khusus Peserta PPS Tetap Kena PPh atas Bunga Obligasi

Redaksi DDTCNews | Selasa, 15 Februari 2022 | 14:30 WIB
Catat! SBN Khusus Peserta PPS Tetap Kena PPh atas Bunga Obligasi

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah segera menerbitkan surat berharga negara (SBN) khusus bagi peserta Program Pengungkapan Sukarela (PPS). Perlu diingat, obligasi negara ini tetap dikenakan pajak penghasilan (PPh).

Dirjen Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Luky Alfirman mengatakan pengenaan pajak bagi wajib pajak yang membeli SBN khusus tetap dikenakan PPh atas penghasilan, berupa bunga obligasi yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri.

“Hal tersebut sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku di mana dikenai PPh atas bunga obligasi yang bersifat final, sebesar 10%,” katanya dikutip pada Selasa (15/2/2022).

Baca Juga:
Tindak Lanjuti Aktivasi Akun PKP, Fiskus Kunjungi Alamat Perusahaan

Saat ini, pemerintah telah menyiapkan window untuk pengumpulan minat pembelian SBN khusus PPS mulai 17 Februari 2022 hingga 24 Februari 2022. Nanti, SBN ditawarkan melalui mekanisme private placement berbentuk bentuk rupiah dan dolar (AS).

Lebih lanjut, tenor SBN yang akan ditawarkan pemerintah, yaitu selama 6 tahun untuk surat utang negara (SUN) dalam mata uang rupiah. Lalu, tenor 20 tahun surat berharga syariah negara (SBSN) dengan mata uang rupiah. Adapun tenor 10 tahun untuk SUN denominasi dolar AS.

Sebagai informasi, skema SBN khusus tersebut dirancang pemerintah bagi peserta PPS. Untuk peserta kebijakan I PPS atas harta luar negeri repatriasi dan harta deklarasi dalam negeri, tarif PPh final dipatok sebesar 6% apabila diinvestasikan ke SBN khusus.

Untuk peserta kebijakan II PPS atas deklarasi harta luar negeri repatriasi dan harta deklarasi dalam negeri yang diinvestasikan ke SBN, tarif PPh final yang diberikan sebesar 12%. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 04 Februari 2025 | 18:00 WIB KPP PRATAMA KOSAMBI

Tindak Lanjuti Aktivasi Akun PKP, Fiskus Kunjungi Alamat Perusahaan

Selasa, 04 Februari 2025 | 17:39 WIB KELAS PPH PASAL 21 (6)

Ketentuan Tarif PPh Pasal 21 Pasca Tarif Efektif Rata-Rata (TER)

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:47 WIB CORETAX DJP

Baru! DJP Rilis Update Soal Bupot PPh dan Surat Teguran di Coretax

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:00 WIB CORETAX DJP

DJP Terbitkan Buku Manual Modul SPT Masa PPh Unifikasi, Unduh di Sini

BERITA PILIHAN
Selasa, 04 Februari 2025 | 17:39 WIB KELAS PPH PASAL 21 (6)

Ketentuan Tarif PPh Pasal 21 Pasca Tarif Efektif Rata-Rata (TER)

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:47 WIB CORETAX DJP

Baru! DJP Rilis Update Soal Bupot PPh dan Surat Teguran di Coretax

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:15 WIB PER-30/BC/2024

Bea Cukai Ubah Aturan Pemasukan dan Pengeluaran Barang ke dan dari TPB

Selasa, 04 Februari 2025 | 16:00 WIB CORETAX DJP

DJP Terbitkan Buku Manual Modul SPT Masa PPh Unifikasi, Unduh di Sini

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:33 WIB OPINI PAJAK

Menjadikan Pajak sebagai Instrumen Alternatif Memberantas Korupsi

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:00 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Tagih Tunggakan Pajak 5,4 Juta Kendaraan, Begini Strategi Pemprov

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:00 WIB FOUNDER DDTC DARUSSALAM:

‘Pajak Tidak Boleh Dipungut secara Sewenang-wenang’

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ubah Data Alamat Wajib Pajak di Coretax DJP

Selasa, 04 Februari 2025 | 13:00 WIB AMERIKA SERIKAT

Cegah Penerapan UTPR Pajak Minimum Global, AS Siapkan Skema Retaliasi