Ilustrasi. (DDTCNews)
WELLINGTON, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) Selandia Baru mencatat pertumbuhan produk domestik bruto sepanjang 2020 mengalami kontraksi hingga -2,9%, sekaligus menjadi rekor kontraksi terdalam sepanjang sejarah negara tersebut.
Manajer Senior BPS Paul Pascoe mengatakan kontraksi ekonomi itu sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang mewabah sejak Maret 2020. Pemerintah merespons pandemi dengan memberlakukan lockdown tingkat 4 secara nasional.
"Penurunan ini mirip dengan Australia, tetapi masih jauh lebih kecil daripada yang terlihat di Uni Eropa atau Inggris," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/3/2021).
Pascoe menuturkan lockdown menyebabkan aktivitas bisnis dan perjalanan di Selandia Baru menjadi terhambat. Meski pemerintah memberikan banyak stimulus, tekanan yang ditimbulkan pandemi masih lebih berat.
Pada kuartal IV/2020, pertumbuhan ekonomi tercatat minus 1,0%. Menurut Pascoe, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2020 sempat membaik usah merosot tajam pada kuartal II/2020. Namun, geliat ekonomi kembali melemah pada kuartal IV/2020.
Dia menyebut kinerja sektor usaha pada kuartal IV/2020 cukup bervariasi. Beberapa sektor usaha mengalami kontraksi, sedangkan yang lainnya menunjukkan perbaikan. Pada sektor usaha industri, 7 dari 16 jenis industri tercatat mengalami penurunan.
Kontraksi terbesar terlihat pada industri konstruksi, serta perdagangan ritel dan akomodasi. Kedua industri itu sebenarnya sempat membaik pada kuartal III/2020.
Sejalan dengan itu, sebagian industri ritel dan akomodasi masih terpengaruh oleh absennya pariwisata internasional. Kegiatan bisnis hotel, restoran, kafe, dan bar menghadapi tekanan yang paling berat karena tidak ada turis yang datang ke Selandia Baru.
Adapun ektor yang mengalami pertumbuhan positif yakni transportasi, pos, dan pergudangan, serta bidang jasa. "Kuartal Desember 2020 biasanya menjadi musim kunjungan wisatawan internasional, dan cenderung mencapai puncaknya selama bulan-bulan musim panas," ujarnya. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.