KP2KP PARIAMAN

Cari Tahu Cara Minta Suket PP 55, UMKM Datang Langsung ke Kantor Pajak

Redaksi DDTCNews | Kamis, 22 Agustus 2024 | 19:30 WIB
Cari Tahu Cara Minta Suket PP 55, UMKM Datang Langsung ke Kantor Pajak

Ilustrasi.

PARIAMAN, DDTCNews - Wajib pajak yang kebingungan dengan ketentuan perpajakan tertentu bisa meminta penjelasan secara langsung ke pegawai pajak. Hal itu juga yang dilakukan oleh seorang pelaku UMKM di Pariaman, Sumatera Barat belum lama ini.

Wajib pajak orang pribadi pelaku UMKM tersebut mendatangi KP2KP Pariaman untuk meminta penjelasan mengenai tata cara pengajuan surat keterangan (suket) PP 55/2022. Suket ini nantinya bisa dipakai oleh pelaku UMKM apabila bertransaksi dengan pemotong/pemungut pajak.

"UMKM bisa melampirkan suket PP 55 agar penghasilannya dapat dipotong PPh final 0,5%," tulis petugas KP2KP Pariaman dilansir pajak.go.id, dikutip pada Selasa (22/8/2024).

Baca Juga:
Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Merespons kedatangan wajib pajak, petugas dari KP2KP Pariaman menjelaskan bahwa surat keterangan PP 55 adalah surat yang menerangkan bahwa wajib pajak memenuhi kriteria sebagai wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu sesuai dengan PP 55/2022.

Lantas bagaimana cara memperoleh suket PP 55?

Untuk melakukan cetak suket PP 55, sebenarnya wajib pajak tidak perlu datang langsung ke kantor pajak. Pengajuan suket PP 55 bisa dilakukan secara online melalui akun DJP Online.

Pertama, pastikan wajib pajak sudah memiliki Electronic Filling Identification Number (EFIN) dan bisa login di DJP Online menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Baca Juga:
Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Kedua, pada dashboard DJP Online pilih tab menu Profil dan pastikan wajib pajak sudah mengaktifkan fitur Info Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP). Ketiga, pada dashboard DJP Online pilih tab menu Layanan dan pilih Info KSWP. Pada bagian profil pemenuhan wajib pajak, pilih opsi untuk keperluan surat keterangan (PP 55).

"Ada 2 variabel yang harus dipenuhi untuk dapat mencetak suket PP 55, yaitu wajib pajak dalam masuk dalam menu skema PP 55 dan wajib pajak telah melaporkan SPT tahunan 2 tahun terakhir. Jika kedua variabel terpenuhi, maka wajib pajak bisa mencetak suket PP 55," tulis KP2KP Pariaman.

Berdasarkan Pasal 59 PP 55/2022, jangka waktu pengenaan tarif PPh final 0,5% paling lama adalah 7 tahun untuk wajib pajak orang pribadi, 3 tahun untuk wajib pajak badan berbentuk perseroan terbatas (PT), 4 tahun untuk wajib pajak badan berbentuk persekutuan komanditer (CV), firma, koperasi, dan perseroan perorangan. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 09:15 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Wajah-Wajah Lama Masih Isi Tim Ekonomi Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 07:30 WIB PER-8/PJ/2022

Usai Setor PPh Final PHTB, WP Jangan Lupa Ajukan Penelitian Formal

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 16:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Punya Usaha Kecil-kecilan, Perlu Bayar Pajak Enggak Sih?

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 11:30 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

Kejar Kepatuhan Pajak Pelaku UMKM, DJP Perluas ‘Pendampingan’ BDS

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB LITERATUR PAJAK

Perkaya Pengetahuan Pajak, Baca 11 e-Books Ini di Perpajakan DDTC

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Anggota DPR Ini Minta Prabowo Kaji Ulang Kenaikan PPN Jadi 12 Persen

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Prabowo Kembali Lantik Pejabat Negara, Ada Raffi Ahmad dan Gus Miftah