DEPRESIASI RUPIAH

Cadangan Devisa Semakin Tergerus, Ini Trennya

Redaksi DDTCNews | Jumat, 07 September 2018 | 20:22 WIB
Cadangan Devisa Semakin Tergerus, Ini Trennya

Pergerakan cadangan devisa dan nilai tukar rupiah. (DDTCNews)

JAKARTA, DDTCNews – Cadangan devisa kembali tergerus, melanjutkan tren yang sudah terjadi sejak awal tahun. Upaya stabilisasi nilai tukar rupiah menjadi faktor yang paling berpengaruh.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Agusman mengatakan peningkatan ketidakpastian iklim ekonomi dan keuangan global membuat institusinya harus kerja ekstra melakukan stabilisai nilai tukar rupiah. Selain itu, ada kewajiban pembayaran utang.

“Penurunan cadangan devisa pada Agustus terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (7/9/2018).

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Posisi cadagan devisa pada Agustus 2018 senilai US$117,9 miliar. Angka ini lebih rendah 0,3% dari posisi Juli 2017 yang tercatat senilai US$118,3 miliar. Posisi ini masih di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Selain itu, sambung Agusman, cadangan devisa senilai US$117,9 miliar masih cukup untuk menanggung impor untuk 6,8 bulan ke depan. Jika ditambah dengan kewajiban pembayaran utang luar negeri pemerintah, maka pembiayaan dari cadangan devisa setara 6,6 bulan impor.

Bank sentral menilai posisi cadangan devisa masih mumpuni untuk menjaga makroekonomi dan sistem keuangan domestik tetap stabil. BI melihat cadangan devisa masih tetap memadai dengan dukungan keyakinan stabilitas.

Baca Juga:
BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

“Dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik,” imbuhnya.

Seperti diketahui, depresiasi nilai tukar rupiah sejak awal tahun ini menjadi salah satu aspek yang berpengaruh pada penurunan cadangan devisa Indonesia. Nilai tukar rupiah pun dari awal tahun hingga hari ini sudah melemah lebih dari 9%. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 29 Januari 2025 | 09:30 WIB KURS PAJAK 29 JANUARI 2025 - 04 FEBRUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lanjutkan Rally Pelemahan terhadap Dolar AS

Selasa, 28 Januari 2025 | 08:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

Rabu, 22 Januari 2025 | 09:25 WIB KURS PAJAK 22 JANUARI 2025 - 28 JANUARI 2025

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra

Rabu, 15 Januari 2025 | 16:25 WIB KEBIJAKAN MONETER

Inflasi Diekspektasikan Rendah, BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,75%

BERITA PILIHAN
Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Simak! Ini Daftar Peraturan Perpajakan yang Terbit 1 Bulan Terakhir

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

Sabtu, 01 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Jadi Kontributor Pajak Terbesar, Manufaktur Diklaim Pulih Merata

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:30 WIB KONSULTASI PAJAK    

DJP Bisa Tentukan Nilai Harta Berwujud, Ini yang Perlu Diperhatikan

Jumat, 31 Januari 2025 | 19:00 WIB PMK 136/2024

Pajak Minimum Global Bagi WP CbCR Bisa Dinolkan, Begini Kriterianya

Jumat, 31 Januari 2025 | 17:15 WIB DDTC ACADEMY - INTENSIVE COURSE

Wah, Transaksi Intragrup Naik! Perlu Paham Transfer Pricing

Jumat, 31 Januari 2025 | 16:11 WIB CORETAX SYSTEM

Bermunculan Surat Teguran yang Tak Sesuai di Coretax? Jangan Khawatir!

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:47 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Banyak Tantangan, Insentif Fiskal Jadi Andalan untuk Jaga Pertumbuhan

Jumat, 31 Januari 2025 | 15:31 WIB KEBIJAKAN PAJAK

WP Tax Holiday Terdampak Pajak Minimum Global, PPh Badan Turun Lagi?