LAOS

Butuh Tambahan Anggaran, Pemerintah Lirik Mining Kripto

Syadesa Anida Herdona | Kamis, 04 November 2021 | 18:00 WIB
Butuh Tambahan Anggaran, Pemerintah Lirik Mining Kripto

Ilustrasi.

VIENTIANE, DDTCNews – Pemerintah Laos tengah merancang pilot project untuk memanfaatkan cryptocurrency mining atau penambangan kripto dan transaksi atas uang digital. Pemerintah menargetkan ada tambahan penerimaan sampai 20% melalui investasi model baru ini.

Dari keuntungan yang didapat nanti, pemerintah diprediksi meraup US$194 juta atau setara Rp2,7 T dari transaksi kripto pada 2022. Menariknya, keuntungan dari mining kripto ini akan dipakai pemerintah untuk melunasi utang dan menutup pembiayaan penanganan pandemi.

Dari laman yang ditulis The Coin Republic, pemerintah Laos memanfaatkan momentum kerasnya China dalam melarang transaksi kripto. Setidaknya pemerintah akan meraup penghasilan sebesar 2 triliun kip Laos atau setara US$194 juta dari 6 perusahaan yang melaksanakan uji coba.

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Kendati pemerintah menunjuk sejumlah perusahaan untuk menjalankan mining kripto, Bank Nasional Laos justru memperingatkan potensi kerugian sekaligus pelanggaran hukum dari mining kripto.

"Di saat pemerintah mulai menangani penambangan kripto, bank nasional Laos telah bertahun-tahun memberi informasi mengenai bahayanya penambangan kripto yang sangat melanggar hukum di Laos," tulis The Coin Republic.

Adapun 6 perusahaan yang ditunjuk melakukan penambangan kripto adalah Wap Data Technology Laos, Phongsubthavy Road and Bridge Construction, Sisaket Construction Company Limited, Boupha Road-Bridge Design Survey, Joint Development Bank, dan Phousy Group.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Keputusan pemerintah Laos untuk menjajal penambangan kripto ini dilatari anjloknya penerimaan negara akibat lesunya sektor pariwisata. Tak cuma pariwisata, pandemi Covid-19 juga menghantam hydropower sebagai industri utama negara ini.

Selain itu, pemerintah Laos juga telah berjanji untuk lebih serius menangani penggelapan pajak di negaranya. Hal ini harus dilakukan setelah Laos menjalani pemeriksaan dari Satuan Tugas Aksi Keuangan Amerika Serikat dan bagian Narkoba dan Kejahatan PBB. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 26 Desember 2024 | 14:30 WIB KPP PRATAMA BENGKULU SATU

Mobil Rp200 Juta Disita KPP, Bakal Dilelang Kalau Utang Tak Dilunasi

Kamis, 26 Desember 2024 | 14:00 WIB KILAS BALIK 2024

Februari 2024: Wajib Pajak Bereaksi karena Potongan PPh 21 Lebih Besar

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:30 WIB CORETAX SYSTEM

Jelang Coretax Diterapkan, PKP Bakal Perlu Bikin Sertel Baru

Kamis, 26 Desember 2024 | 13:00 WIB PROVINSI JAWA TIMUR

Opsen Berlaku 2025, Pemprov Turunkan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan

Kamis, 26 Desember 2024 | 12:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

PKP Risiko Rendah Diterbitkan SKPKB, Kena Sanksi Kenaikan atau Bunga?

Kamis, 26 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Ditetapkan Pemkot Sibolga

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:30 WIB KILAS BALIK 2024

Januari 2024: Ketentuan Tarif Efektif PPh Pasal 21 Mulai Berlaku

Kamis, 26 Desember 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kredit Investasi Padat Karya Diluncurkan, Plafonnya Capai Rp10 Miliar

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:30 WIB PENGAWASAN BEA CUKAI

Libur Natal dan Tahun Baru, Bea Cukai Perketat Pengawasan di Perairan

Kamis, 26 Desember 2024 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Fitur Coretax yang Tersedia selama Praimplementasi Terbatas, Apa Saja?