PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

Burden Sharing, Bank Indonesia Sudah Serap SBN Rp291,3 Triliun

Redaksi DDTCNews | Senin, 19 Oktober 2020 | 17:05 WIB
Burden Sharing, Bank Indonesia Sudah Serap SBN Rp291,3 Triliun

Gubernur BI Perry Warjiyo. 

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) telah membeli surat berharga negara (SBN) ratusan triliun dalam skema burden sharing.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan sampai dengan 13 Oktober 2020, otoritas moneter telah membeli SBN senilai Rp291,3 triliun dalam konteks skema burden sharing. Jumlah tersebut terdiri dari dua skema pembelian.

Pertama untuk pembelian SBN di pasar perdana berdasarkan keputusan bersama menteri keuangan dan gubernur BI pada 16 April 2020 telah mencapai Rp61,6 triliun. Kedua, burden sharing sesuai dengan keputusan bersama pada 7 Juli 2020, BI menyerap Rp229,68 triliun.

Baca Juga:
Prabowo Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Ini Tugasnya

"Jadi, BI beli SBN di pasar perdana sebagaimana UU No.2/2020 sudah sebesar Rp291,3 triliun sebagai bentuk sinergi fiskal dan moneter untuk berbagi beban,” katanya dalam acara Capital Market Summit and Expo 2020, Senin (19/10/2020).

Perry menyebutkan dengan skema burden sharing tersebut akan membuat pemerintah dapat fokus melakukan penyerapan belanja pada tahun ini. Hal ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi proses pemulihan ekonomi nasional.

Adapun skema burden sharing terbagi dalam dua kebijakan utama hasil kesepakatan antara BI dengan pemerintah. Pada skema pertama yang ditekan pada 16 April 2020, otoritas moneter bisa membeli SBN di pasar perdana dan berperan sebagai standby buyer.

Baca Juga:
Jaga Inflasi Terkendali, BI Putuskan Suku Bunga Acuan Tetap 6 Persen

Skema kedua ditekan pada 7 Juli 2020 dengan kesepakatan BI dapat membeli SBN secara langsung untuk pendanaan public goods dalam APBN 2020. Selain itu, skema burden sharing ini juga berlaku untuk pembagian beban untuk pendanaan non-public goods UMKM.

"Dengan burden sharing ini pemerintah bisa fokus untuk melakukan realisasi anggaran," imbuh Perry. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:45 WIB PERPRES 139/2024

Kemenkeu Era Prabowo Tak Lagi Masuk di Bawah Koordinasi Menko Ekonomi

Selasa, 22 Oktober 2024 | 11:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Prabowo Kembali Lantik Pejabat Negara, Ada Raffi Ahmad dan Gus Miftah

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN