PERTUKARAN INFORMASI PAJAK

Bukan untuk Menggugurkan Kewajiban

Redaksi DDTCNews | Rabu, 15 Maret 2017 | 16:45 WIB
Bukan untuk Menggugurkan Kewajiban

Ilustrasi. (caymanfinancialreview.com)

PERINTAH Presiden Joko Widodo kepada Menteri Keuangan dan Menteri Hukum dan HAM untuk mempersiapkan keikutsertaan RI dalam implementasi pertukaran informasi di bidang jasa keuangan dan perpajakan (Automatic Exchange of Information/ AEoI) September 2018 layak diapresiasi.

Dengan perintah tersebut, Indonesia dengan sendirinya kian memperjelas sinyal kebijakan yang dikirimkan, baik ke dalam negeri maupun ke luar negeri, terkait dengan posisi dan rencana implementasi agenda kerja sama G20 dalam rangka memerangi praktik penghindaran dan penggelapan pajak itu.

Sinyal ke dalam negeri, berarti akan ada perubahan regulasi atau regulasi baru di bidang jasa keuangan dan perpajakan domestik untuk menyesuaikan diri dengan komitmen tersebut. Hal itu berarti, seluruh stakeholder jasa keuangan dan perpajakan harus mempersiapkan diri agar bisa beradaptasi.

Baca Juga:
Tingkatkan Kepastian Belanja APBD, Pemda Harus Punya Database Pajak

Sinyal ke luar negeri, artinya Indonesia, sebagaimana ditegaskan Presiden dalam KTT G20 2016 di Hangzhou, China, tetap berkomitmen penuh untuk bersama-sama masyarakat global melawan praktik persaingan pajak tidak sehat (harmful tax competition) dan memberantas praktik perencanaan pajak yang agresif (aggressive tax planning).

Kedua sinyal tersebut penting dipertegas, karena selain Indonesia telah menyetujui agenda yang kali pertama disepakati pada KTT G20 2013 di St Petersburg, Rusia itu, Indonesia juga turut menekankan agar tenggat implementasi AEoI 2017 dapat terlaksana penuh pada 2018 tanpa pengecualian.

Di luar itu, keikutsertaan Indonesia dalam implementasi AEoI ini juga merupakan bagian dari momentum untuk memperkuat basis data perpajakan, setelah momentum pengampunan pajak berakhir. Jangan pernah dilupakan, penguatan basis data inilah salah satu pilar penting reformasi perpajakan.

Baca Juga:
Inggris Tangguhkan Pertukaran Informasi Perpajakan dengan Rusia

Oleh sebab itu, persiapan implementasi AeoI ini bukanlah pekerjaan yang bisa dianggap sambil lalu. Perlu segera diidentifikasi, aturan apa saja yang perlu disusun, dan aturan apa saja yang tumpang tindih atau berpotensi tumpang tindih dengan regulasi dalam rangka keterbukaan informasi keuangan dan perpajakan tadi.

Perlu pula dikaji, bagaimana respons sekaligus kesiapan para stakeholder terkait baik di sektor keuangan maupun perpajakan, maupun masyarakat pengguna jasa keuangan dan pembayar pajak. Jangan sampai eksekusi penerapan AEoI ini kelak menimbulkan gejolak yang kontraproduktif untuk perekonomian secara umum.

Hal-hal seperti ini perlu dikedepankan, karena memang sejarah republik ini dengan terang menunjukkan, bagaimana pemerintah seringkali lemah, lamban, dan gamang dalam melakukan implementasi kebijakan, hingga akhirnya melewatkan momentum-momentum besar yang tidak selalu terulang.

Baca Juga:
Perkuat Basis Data Pajak Daerah, Pemkot Bakal Gandeng Gojek

Itulah sebabnya, perencanaannya harus kuat sejak awal. Implementasi AEoI bukan untuk gaya-gayaan, pencitraan, atau yang lebih rendah dari itu, sekadar untuk menggugurkan kewajiban atau pemenuhan komitmen sebagai anggota G20. Sebaliknya, kita sangat membutuhkan sistem ini untuk bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.

Kita sangat memerlukan basis data pajak yang kuat dan bisa diandalkan, dan untuk itu kita perlu bekerja sama, perlu perbaikan sistem dan orang-orang yang bekerja memastikan, agar penerimaan negara meningkat, hingga uang dari hasil penerimaan itu dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan. Itu yang perlu diingat.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 19 Agustus 2024 | 17:01 WIB PMK 47/2024

Ada Klausul Antipenghindaran AEOI di PMK 47, DJP Ikuti Peer Review

Jumat, 16 Agustus 2024 | 16:41 WIB PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Ditarget Tumbuh 10% Tahun Depan, Ini Langkah DJP

Selasa, 13 Agustus 2024 | 13:30 WIB PMK 47/2024

Penghindaran Kewajiban AEOI Bisa Disanksi, Ini Kata Dirjen Pajak

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja