PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS: Pemerintah Perlu Waspadai Kenaikan Inflasi Jelang Ramadan

Dian Kurniati | Rabu, 01 Maret 2023 | 14:53 WIB
BPS: Pemerintah Perlu Waspadai Kenaikan Inflasi Jelang Ramadan

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan potensi kenaikan inflasi ketika Ramadan dan Lebaran pada tahun ini.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan laju inflasi biasanya meningkat ketika momentum bulan puasa. Menurutnya, pemerintah perlu menyiapkan strategi agar harga berbagai komoditas tetap terkendali ketika Ramadan dan Lebaran.

"Berdasarkan tren beberapa tahun terakhir ini, terlihat bahwa inflasi pada Ramadan perlu dikelola dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi," katanya, Rabu (1/3/2023).

Baca Juga:
DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses

Pudji menuturkan pemerintah perlu mewaspadai kenaikan harga beberapa komoditas di antaranya bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, dan daging ayam ras.

Dia menjelaskan kenaikan inflasi saat Ramadan terlihat dalam data 4 tahun terakhir. Ketika Ramadan jatuh pada April 2019, laju inflasi secara bulanan tercatat sebesar 0,68%.

Inflasi tersebut utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, angkutan antarkota, dan telur ayam ras.

Baca Juga:
Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

Kemudian, pada tahun berikutnya, inflasi pada April 2020 tercatat sebesar 0,08% karena didorong kenaikan harga bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter.

Sementara itu, Ramadan pada April 2021, inflasi tercatat 0,13% karena kenaikan harga daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.

Lalu, Ramadan pada April 2022, inflasi tercatat mencapai 0,95%. Inflasi ini utamanya disebabkan kenaikan harga minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras.

Pada Februari 2023, BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 5,47% secara tahunan. Sementara itu, tingkat inflasi secara bulanan sebesar 0,16% dan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,5%. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:00 WIB CORETAX SYSTEM

DJP Terbitkan Panduan Coretax terkait PIC, Impersonate dan Role Akses

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

BERITA PILIHAN
Minggu, 02 Februari 2025 | 09:35 WIB KOTA BATAM

Begini Strategi Pemkot Optimalkan Pajak Reklame pada Tahun Ini

Minggu, 02 Februari 2025 | 09:00 WIB CORETAX SYSTEM

Siapa Saja Sih, yang Bisa Ditunjuk Jadi PIC di Coretax? Ini Jawabnya

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:30 WIB AMERIKA SERIKAT

AS Resmi Mulai Kenakan Bea Masuk Atas Barang Kanada, Meksiko, China

Minggu, 02 Februari 2025 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Diskon Tiket Pesawat Ada Lagi Saat Lebaran, Upaya Kendalikan Inflasi

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

NPWP Sementara 9990000000999000, Dipakai Jika NIK Tak Valid di e-Bupot

Sabtu, 01 Februari 2025 | 17:15 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Naikkan Biaya SLO Listrik, Kecuali Pelanggan 450 dan 900 VA

Sabtu, 01 Februari 2025 | 14:30 WIB PILKADA 2024

Prabowo Ingin Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 segera Dilantik

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:30 WIB LAYANAN KEPABEANAN

Pengumuman bagi Eksportir-Importir! Layanan Telepon LNSW Tak Lagi 24/7

Sabtu, 01 Februari 2025 | 13:00 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 23 Akibat Transaksi Pinjaman Tanpa Bunga