Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen pada November 2022 mengalami inflasi sebesar 5,42% secara tahunan (year on year).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan tingkat inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 5,71%. Menurutnya, inflasi ini di antaranya disebabkan kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, dan tarif angkutan udara.
"Terdapat tekanan inflasi yang melemah pada November 2022 ini kalau kita lihat secara year on year," katanya, Kamis (1/12/2022).
Setianto mengatakan inflasi terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, yakni mencapai 15,45% dengan andil terhadap inflasi 1,86%. Kemudian, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau juga mengalami inflasi 5,87% dengan andil terhadap inflasi 1,5%.
Dia menyebut inflasi tertinggi pada November 2022 terjadi di Tanjung Selor, yakni mencapai 9,2%. Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Ternate yang hanya 3,26%.
Berdasarkan komponennya, dia menjelaskan komponen harga yang diatur pemerintah pada November 2022 secara tahunan mengalami inflasi sebesar 13,01% dengan andil terhadap inflasi 2,3%. Tekanan inflasi komponen harga diatur pemerintah masih tinggi didorong kenaikan harga bensin, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif angkutan dalam kota.
Kemudian, inflasi tahunan komponen harga bergejolak tercatat sebesar 5,7%, dengan andil terhadap inflasi 0,95%. Angka inflasi tersebut lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,19% sehingga makin meredam inflasi tahunan.
Adapun untuk inflasi komponen inti, tercatat sebesar 3,3% dengan andil terhadap inflasi 2,17%.
"Secara keseluruhan tahunan, inflasi inti masih relatif terkendali," ujarnya.
Secara bulanan, Setianto memaparkan inflasi pada November 2022 tercatat sebesar 0,09%. Kelompok penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah dari perawatan pribadi dan jasa lainnya, sebesar inflasi 0,44% dengan andil 0,03%. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.