Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto.
JAKARTA, DDTCNews—Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 2019 berada di level 71,92 atau di bawah target yang dipatok pemerintah pada APBN sebesar 71,98.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan capaian IPM 2019 tersebut sebenarnya masih lebih baik ketimbang tahun sebelumnya sebesar 71,39. Capaian tersebut juga terbilang tinggi jika disandingkan dengan standar United Nations Development Programme (UNDP).
"Intinya seluruh komponen [dimensi kesehatan, pendidikan, dan standar hidup layak] tersebut meningkat, dan itu harus kita pertahankan," katanya di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Suhariyanto merinci sejumlah capaian IPM 2019 di antaranya angka harapan hidup saat lahir telah meningkat dari 71,2 tahun menjadi 71,34 tahun.
Kemudian, harapan lama sekolah naik dari 12,91 tahun menjadi 12,95 tahun. Rata-rata lama sekolah naik dari 8,17 tahun menjadi 8,34 tahun.
Pengeluaran per kapita, lanjut Suhariyanto, juga meningkat dari 11,05 juta/tahun menjadi Rp11,29 juta/tahun. Pengeluaran per kapita memiliki pengaruh terhadap tingkat daya beli, konsumsi, hingga gizi masyarakat.
Meski begitu, angka IPM antarprovinsi masih mencatatkan kesenjangan yang cukup tinggi. IPM tertinggi dicapai DKI Jakarta sebesar level 80,76. DKI Jakarta menjadi satu-satunya provinsi yang mencapai angka 80 dan mendapat status sangat tinggi.
Posisi berikutnya diisi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan IPM 79,99, Provinsi Kalimantan Timur 76,61, dan Provinsi Kepulauan Riau 75,48.
Sementara daerah dengan IPM terendah ditempati Provinsi Papua yang hanya 60,84. Di atas Papua, ada Provinsi Papua Barat dengan IPM 64,70, Provinsi Nusa Tenggara Timur 65,23, dan Provinsi Sulawesi Barat 65,73. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.