KEBIJAKAN PEMERINTAH

BMKG Ramal Puncak El Nino Terjadi pada Agustus-September 2023

Muhamad Wildan | Selasa, 18 Juli 2023 | 17:37 WIB
BMKG Ramal Puncak El Nino Terjadi pada Agustus-September 2023

Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Desa Pajukukang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Minggu (25/6/2023). ANTARA FOTO/Arnas Padda/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak El Nino akan terjadi pada Agustus hingga September 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan El Nino pada bulan depan diprediksi akan memiliki intensitas lemah hingga moderat. Walau demikian, El Nino tetap akan memengaruhi ketersediaan air dan berpotensi menimbulkan kekeringan.

"Tadi sudah dikoordinasikan antisipasinya, sudah dimulai sejak bulan Februari-April itu sudah berjalan, perlu diperkuat," kata Dwikorita, Selasa (18/7/2023).

Baca Juga:
BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Tak hanya menimbulkan kekeringan, Dwikorita mengatakan El Nino juga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi basah. Artinya, terdapat daerah yang berpotensi mengalami banjir akibat El Nino.

"Indonesia ini dipengaruhi oleh 2 samudra dan juga topografinya yang bergunung-gunung di khatulistiwa, masih tetap ada kemungkinan satu wilayah mengalami kekeringan, tetangganya mengalami banjir atau bencana hidrometeorologi. Artinya, bukan berarti seluruhnya serempak kering, ada di sela-sela itu yang juga mengalami bencana hidrometeorologi basah," ujar Dwikorita.

Dwikorita pun mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif menjaga lingkungan dan memantau perkembangan cuaca dari BMKG.

Baca Juga:
Inflasi Januari Cuma 0,76 Persen, Diskon Listrik Jadi Penyebab

"Kami juga mengimbau selain terus menjaga lingkungan, mengatur tata kelola air, kemudian juga beradaptasi terhadap pola tanam, juga terus memonitor perkembangan informasi cuaca dan iklim yang sangat dinamis dari waktu ke waktu dari BMKG," ujar Dwikorita.

Untuk diketahui, El Nino adalah pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan suhu muka laut meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik dan mengurangi curah hujan di Indonesia.

Kementerian PPN/Bappenas sebelumnya mengungkapkan produksi padi Indonesia bisa turun hingga 5 juta ton akibat El Nino.

Baca Juga:
Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

Adapun Bank Indonesia (BI) memperkirakan harga beras dan produk-produk hortikultura berpotensi naik akibat El Nino.

"Kita sudah mencoba memasukkan [El Nino] ke dalam proyeksi inflasi kita. Beberapa negara sudah kena, di Indonesia itu akan mulai sekitar Juli dan paling besar di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sumatera, dan Sulawesi," ujar Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman pada bulan lalu.

Pemerintah pun memproyeksikan inflasi pada tahun ini akan mencapai 3,3% hingga 3,7%. Meski imported inflation mulai mereda, pemerintah masih mengantisipasi potensi kenaikan inflasi akibat perang antara Rusia dan Ukraina serta El Nino. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 05 Februari 2025 | 11:25 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

BPS Umumkan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 5,03 Persen

Senin, 03 Februari 2025 | 16:21 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Inflasi Januari Cuma 0,76 Persen, Diskon Listrik Jadi Penyebab

Sabtu, 01 Februari 2025 | 09:00 WIB KEBIJAKAN EKONOMI

Jaga Inflasi pada Kisaran 2,5 Persen, Pemerintah Beberkan Strateginya

Selasa, 28 Januari 2025 | 08:30 WIB KEBIJAKAN MONETER

BI Buka Ruang untuk Kembali Turunkan Suku Bunga

BERITA PILIHAN
Jumat, 07 Februari 2025 | 19:30 WIB PMK 13/2025

Rumah Pindah Tangan Kurang dari Setahun, DJP Bisa Tagih Kembali PPN

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:30 WIB CORETAX DJP

Akun WP Badan Tak Bisa Terbitkan Bupot, Harus Lewat PIC Coretax

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:00 WIB PMK 11/2025

PMK Omnibus Terbit, Tarif PPN Kegiatan Membangun Sendiri Tetap 2,2%

Jumat, 07 Februari 2025 | 15:07 WIB FOUNDER DDTC DANNY SEPTRIADI

‘Praktik Terbaik dalam Restitusi PPN adalah Immediate Refund System’