Ilustrasi.
JAKARTA, DDTCNews - Bingkisan dalam bentuk makanan atau minuman yang diberikan dalam rangka hari raya keagamaan harus diterima oleh seluruh pegawai agar natura tersebut dapat dikecualikan dari objek PPh sesuai dengan PMK 66/2023.
Bila bingkisan dalam bentuk makanan dan minuman tersebut hanya diberikan kepada pegawai yang merayakan hari raya, natura tersebut berpotensi tidak dikecualikan dari objek PPh.
"Jika bingkisan hanya diberikan kepada agama tertentu saja, maka untuk menentukan apakah bingkisan tersebut dikecualikan/tidak dari objek PPh, memperhatikan jenis dan/atau batasan pada Lampiran A Angka 2, yaitu bingkisan dengan batasan tertentu yaitu ≤ Rp3 juta/tahun pajak untuk setiap pegawai," tulis DJP dalam FAQ PMK 66/2023, dikutip Senin (18/12/2023).
Sebagaimana diatur dalam Lampiran A Angka 2 PMK 66/2023, bingkisan yang diberikan selain dalam rangka hari raya keagamaan dikecualikan dari objek PPh bila secara keseluruhan bernilai tidak lebih dari Rp3 juta untuk tiap pegawai dalam jangka waktu 1 tahun pajak.
Dengan demikian, bila akumulasi nilai bingkisan yang diterima oleh pegawai ternyata melebihi Rp 3 juta dalam 1 tahun pajak, pemberi kerja wajib memotong PPh atas bagian nilai bingkisan di atas batas Rp3 juta tersebut.
Agar bingkisan dapat dikategorikan sebagai bingkisan dalam rangka hari raya keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran A Angka 1 PMK 66/2023, bingkisan perlu diberikan kepada seluruh pegawai.
Meski perlu diberikan kepada seluruh pegawai agar sepenuhnya dikecualikan dari objek PPh, pemberi kerja boleh memberikan bingkisan yang berbeda bagi setiap pegawai.
"Contoh, saat Natal bingkisan yang diberikan kepada pegawai Nasrani dapat berupa kue khas Natal, sedangkan bingkisan kepada pegawai selain Nasrani berupa kue nastar. Atas seluruh bingkisan tersebut dikecualikan dari objek PPh karena semua pegawai mendapatkan bingkisan dalam rangka Hari Raya Natal walaupun bingkisan yang diterima berbeda," tulis DJP.
Untuk diketahui, pengecualian PPh atas bingkisan hari raya keagamaan diatur dalam Lampiran A PMK 66/2023. Adapun hari raya keagamaan yang dimaksud adalah Idulfitri, Natal, Nyepi, Waisak, dan Imlek. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.