KEBIJAKAN PEMERINTAH

Bikin Family Office, Luhut Bidik 28.000 Hartawan yang Mau Simpan Dana

Dian Kurniati | Selasa, 17 September 2024 | 19:45 WIB
Bikin Family Office, Luhut Bidik 28.000 Hartawan yang Mau Simpan Dana

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berjalan menuju mobil usai memgikuti sidang kabinet paripurna terakhir di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (13/09/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

JAKARTA, DDTCNews - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai Indonesia memiliki potensi menarik lebih banyak investasi jika membentuk family office.

Luhut mengatakan saat ini setidaknya 28.000 orang kaya di dunia tengah mencari negara yang paling menarik untuk menempatkan dana. Indonesia pun dapat membentuk family office yang dilengkapi berbagai insentif pajak untuk menarik minat orang kaya agar menempatkan dananya.

"Ada orang bilang kalau kita tidak pajaki, kita dapat apa? Tetapi kalau bilang kita akan pajaki, dia tidak mau ke kita, dia lari ke tempat lain yang memberikan insentif yang bagus. Jadi negara ini harus juga bersiap kompetitif," katanya, Selasa (17/9/2024).

Baca Juga:
Diperpanjang hingga 2030, Lahan Pertanian di Negara Ini Bebas Pajak

Luhut mengatakan terdapat potensi dana triliunan dolar AS yang dapat diundang masuk ke Indonesia apabila memiliki family office. Melalui pembentukan family office, lanjutnya, Indonesia juga akan mampu meningkatkan daya saing apabila dibandingkan dengan Singapura, Hong Kong, dan Dubai.

Dia menilai Singapura dapat menjadi contoh negara tetangga yang berhasil menarik dana karena pembentukan family office. Pemerintah pun harus memikirkan rencana pembentukan family office secara holistik agar efektif menarik dana dari orang-orang kaya di dunia.

Luhut kemudian mengisahkan pertemuannya dengan CEO Bridgewater Associates Ray Dalio dan keluarga Porsche yang tertarik menempatkan dana di Bali, Indonesia. Agar orang kaya ini bersedia menyimpan dana di Indonesia, pemerintah akan menyediakan insentif pajak.

Baca Juga:
Soal Daya Saing RI saat Tarif PPN Jadi 12 Persen, Ini Kata Kepala BKF

"Jangan kita terus menghitung apa yang pemerintah dapat [dan] tanya juga dia dapat apa. Kita give and take. Kalau dia taruh duitnya, dia harus investasi. Dia waktu investasi, dia kita pajaki," ujarnya.

Luhut menambahkan kehadiran dana dari orang-orang kaya di dunia antara lain dibutuhkan untuk stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu melalui investasi yang mereka lakukan, dapat pula berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Menurutnya, Indonesia perlu tumbuh sekitar 7% hingga 8% agar mampu mencapai target sebagai negara maju. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 22 Desember 2024 | 08:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Soal Daya Saing RI saat Tarif PPN Jadi 12 Persen, Ini Kata Kepala BKF

Sabtu, 21 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN INVESTASI

Tumbuhkan Ekonomi 8 Persen, RI Butuh Investasi Rp13.000 Triliun

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra