NIGERIA

Biaya Akta Nikah Mahal, Pasangan di Negara ini Jadi Susah Menikah

Dian Kurniati | Rabu, 29 Januari 2020 | 17:26 WIB
Biaya Akta Nikah Mahal, Pasangan di Negara ini Jadi Susah Menikah

ilustrasi

ABUJA, DDTCNews—Sejumlah pasangan di Desa Kera, Nigeria terpaksa menunda untuk melangsungkan pernikahan lantaran tingginya meningkatnya biaya pernikahan pasca UU Akta Nikah berlaku.

Kepala Desa Kera, Ado Sa'id, mengatakan tidak ada pasangan satupun yang menikah di desa negara bagian Kano itu selama empat bulan usai diluncurkannya UU akta nikah pada Juli 2019 yang lalu.

“Biaya [administrasi] bisa mencapai 137.000 naira (setara dengan Rp5,1 juta) kepada pria yang ingin menikah. Penduduk desa merasa kebijakan itu memberatkan,” katanya dikutip Rabu (29/01/2020).

Baca Juga:
Negara Tetangga Ini Bakal Bebaskan Hutan Mangrove dari Pajak

Isah Kera, salah seorang warga Desa Kera, mengatakan pungutan ‘pajak pernikahan’ itu telah memaksa beberapa pasangan keluar dari desa untuk melakukan proses perkawinan di tempat lainnya.

Warga lainnya, Sani Kera, mengaku memiliki lima anak yang siap menikah. Namun, mereka terpaksa menunda rencana perkawinan tersebut lantaran kebijakan pajak pernikahan sangat memberatkan.

Berdasarkan laman Kemendagri Nigeria, setidaknya terdapat 6 jenis dokumen yang dipungut 'pajak', di antaranya seperti akta nikah khusus dengan biaya 35.000 naria, akta nikah biasa 21.000 naria, dan legaliser akta nikah 15.000 naria.

Baca Juga:
Otoritas Ini Usulkan Perubahan Aturan Pencegahan WP ke Luar Negeri

Sekretaris Kemendagri Georgina Ehuriah mengatakan pemerintah ingin semua perkawinan tercatat oleh negara. Untuk mewujudkan itu, ada biaya yang harus dibayar setiap pasangan yang menikah.

“Ini agar perkawinan menjadi kredibel dan terdaftar di basis data nasional, sah secara hukum. Jika sertifikat tidak dicetak, maka itu ilegal dan tidak memenuhi tujuan yang diinginkan," kata Ehuriah.

Dia juga menyatakan setiap pasangan yang menikah harus memastikan tempat pernikahan telah dilisensi oleh Kemendagri. Selain itu, katanya, tidak semua tempat ibadah diizinkan untuk melakukan prosesi pernikahan.

Baca Juga:
Diperpanjang hingga 2030, Lahan Pertanian di Negara Ini Bebas Pajak

Sementara itu, Presiden Kelompok Pantekosta Nigeria (PFN) Felix Omobude menilai UU Akta Nikah merupakan bentuk eksploitasi dan upaya mengkomersialkan perkawinan, terutama secara Kristen di Nigeria.

“Ini sangat tidak adil. Kami bingung mengapa perkawinan di gereja harus berada dalam daftar eksklusif konstitusi negara," kata Omobude dilansir dari Pmnewsnigeria.com. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra