NILAI TUKAR RUPIAH

BI: RI Tak Sendirian Alami Gejolak Nilai Tukar

Redaksi DDTCNews | Selasa, 24 April 2018 | 10:49 WIB
BI: RI Tak Sendirian Alami Gejolak Nilai Tukar

JAKARTA, DDTCNews – Dalam satu pekan belakangan nilai tukar rupiah terus mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bank Indonesia (BI) menyebut gejolak nilai tukar tidak hanya dialami oleh Indonesia tapi juga negara lain di seluruh dunia.

"Kalau rupiah ini kan lebih banyak faktor eksternal. Kita lihat nilai tukar dolar juga menguat terhadap seluruh dunia baik terhadap mata uang major country maupun emerging," kata Direktur Departemen Pengelolaan Moneter BI Rahmatullah, Senin (23/4).

Menurutnya, membaiknya ekonomi AS pasca reformasi pajak memberikan tekanan terhadap nilai tukar seluruh mata uang utama dunia. Terlebih adanya kemungkinan bank sentral AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan lebih dari tiga kali selama 2018.

Baca Juga:
Jaga Inflasi Terkendali, BI Putuskan Suku Bunga Acuan Tetap 6 Persen

"Data ekonomi AS yang terus bagus dengan data inflasi yang kemungkinan akan mencapai target. Jadi itu buat nilai tukar menguat terhadap nilai mata uang utama dan emerging, serta yield-nya US Treasury juga mendekati naik tinggi di angka 3%," paparnya.

Dia meyakinkan pelaku pasar bahwa dari sisi domestik kondisi ekonomi dalam keadaan yang baik. Rupiah menurutnya punya kesempatan untuk melakukan rebound dalam beberapa waktu ke depan melihat situasi fluktuasi nilai tukar yang terjadi sejak awal tahun 2018.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan depresiasi nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan negara emerging market lainnya seperti Turki dan Filipina yang nilai tukarnya jatuh lebih dalam daripada rupiah.

Baca Juga:
Pemerintah Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Turun Tipis

"Misal peso Filipina yang negatif 4%, Thai bath -4%. Indonesia hanya negatif 2% depresiasinya. Malaysia itu sampai 3%, India -3%, Turki -6%. Jadi masih banyak yang lebih parah dari kita. Kita paham ada gejolak ini tapi kita minta semua untuk bersama sama menjaga rupiah kita," terang Agusman.

Seperti yang diketahui, kurs rupiah terhadap dolar AS makin melemah dan pada Senin (23/4) sore ini mendekati Rp14.000. Data yang dikutip dari laman kutsdollar.net pada pukul 16.00 WIB posisi nilai tukar rupiah terhadap US$ sudah berada di angka Rp13.973. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 16 Oktober 2024 | 15:10 WIB KEBIJAKAN MONETER

Jaga Inflasi Terkendali, BI Putuskan Suku Bunga Acuan Tetap 6 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:45 WIB KEBIJAKAN MONETER

Pemerintah Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Turun Tipis

Rabu, 25 September 2024 | 10:30 WIB KINERJA FISKAL

Posisi Utang Pemerintah Sentuh Rp8.461,93 Triliun per Agustus 2024

Jumat, 20 September 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

The Fed Turunkan Suku Bunga, Sri Mulyani Harap Ekonomi Makin Positif

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN