SEBAGAIMANA telah diulas dalam artikel kelas pajak sebelumnya, setiap penyerahan barang kena pajak (JKP) atau jasa kena pajak (JKP) yang terutang pajak pertambahan nilai (PPN) wajib dibuatkan faktur pajak.
Faktur pajak merupakan bukti pungutan pajak yang diterbitkan oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan penyerahan BKP atau JKP. Artinya, jika belum dikukuhkan sebagai PKP, wajib pajak tidak dapat menerbitkan faktur pajak.
Siapa yang wajib menjadi PKP?
Setiap wajib pajak atau pengusaha yang memiliki omzet dalam setahun lebih dari Rp4,8 miliar wajib untuk dikukuhkan sebagai PKP. Pengukuhan tesebut dapat diajukan sendiri maupun dikukuhkan secara jabatan. Ketentuan ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 197/PMK.03/2013 tentang Perubahan atas PMK Nomor 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil PPN.
Sementara itu, tata cara pelaporan usaha dan pengukuhan PKP diatur dalam Peraturan Dirjen Pajak (PER) Nomor PER-02/PJ/2018 yang merupakan perubahan kedua dari PER-20/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Pelaporan Usaha dan Pengukuhan PKP, Penghapusan NPWP dan Pencabutan Pengukuhan PKP, serta Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
Dalam PMK 197/2013 diatur bahwa kewajiban melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi Rp4,8 miliar.
Lantas bagaimana tata cara agar dapat dikukuhkan sebagai PKP?
Wajib pajak dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk dikukuhkan sebagai PKP dengan mengisi Formulir Pengukuhan PKP yang terdapat dalam lampiran PER-20/2013. Formulir tersebut disi sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kemudian, formulir tersebut ditandatangani dan disampaikan ke kantor pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha.
Permohonan pengukuhan PKP dapat juga dilakukan melalui online di laman ereg.pajak.go.id. Persyaratan dokumen yang harus dilampirkan sama, baik manual maupun online. Hanya saja, untuk permohonan secara online, dokumen-dokumen tersebut harus bentuk digital dan diunggah dalam aplikasi online yang disediakan Ditjen Pajak.
Berikut dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pengukuhan PKP.
Untuk wajib pajak orang pribadi:
Untuk wajib pajak badan:
Untuk wajib pajak dengan status cabang dari wajib pajak badan:
Untuk wajib pajak badan bentuk kerja sama operasi (joint operation):
Apabila dokumen yang disyaratkan di atas diterima secara lengkap, KPP menerbitkan Bukti Penerimaan Surat secara elektronik atau manual tergantung dari cara permohonan yang dilakukan wajib pajak. Setelah itu, petugas pajak akan melakukan verifikasi ke lapangan.
Jika permohonan telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, kantor pajak akan menerbitkan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam jangka waktu 5 hari kerja sejak Bukti Penerimaan Surat diterbitkan. Jika dalam jangka waktu tersebut belum ada keputusan, maka permohonan dianggap dikabulkan.
Meskipun telah mendapat Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, PKP tidak secara otomatis dapat menerbitkan faktur pajak karena sejak 1 Juli 2016 semua PKP wajib menggunakan faktur pajak elektronik atau e-faktur.
Untuk menggunakan aplikasi e-faktur, PKP harus terlebih dahulu mengajukan sertifikat digital dan nomor faktur pajak elektronik. Jika keduanya sudah terpenuhi, PKP tersebut baru dapat menerbitkan faktur pajak elektonik.*
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.