KEBIJAKAN PAJAK

Begini Cara Mendapatkan NITKU bagi Kantor Cabang

Redaksi DDTCNews | Minggu, 27 Agustus 2023 | 11:30 WIB
Begini Cara Mendapatkan NITKU bagi Kantor Cabang

Ilustrasi. Gedung Ditjen Pajak.

JAKARTA, DDTCNews – Kantor cabang yang memiliki NPWP cabang sebelum Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 112/2022 ini mulai berlaku hanya bisa diberikan Nomor Identitas Tempat Kegiatan Usaha (NITKU) secara jabatan oleh dirjen pajak.

NITKU adalah nomor identitas yang diberikan untuk tempat kegiatan usaha wajib pajak yang terpisah dari tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak. Bagi cabang yang belum memiliki NPWP cabang, NITKU dapat diberikan berdasarkan permohonan atau secara jabatan.

“[Namun,] sampai dengan 31 Desember 2023, hanya cabang yang memiliki NPWP cabang saja yang diberikan NITKU secara jabatan,” sebut Ditjen Pajak (DJP) dalam dokumen FAQ ILAP NPWP 16 digit, dikutip pada Minggu (27/8/2023).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Setelah 1 Januari 2024 atau setelah Sistem Informasi Administrasi Perpajakan (SIAP) diterapkan, cabang yang belum memiliki NPWP cabang sampai dengan 31 Desember 2023 dapat mendapatkan NITKU dengan melakukan perubahan data.

“Semua alamat usaha yang berbeda dengan alamat terdaftar diwajibkan memiliki NITKU,” jelas DJP.

Lebih lanjut, Kantor Pusat DJP juga dapat melakukan perubahan data untuk menambahkan alamat cabang. Nanti, kantor cabang tersebut akan diberikan NITKU secara langsung di setiap KPP terdekat atau secara online.

Baca Juga:
DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Pemberian NITKU oleh dirjen pajak kepada wajib pajak akan disampaikan melalui beberapa saluran, yaitu laman DJP; alamat pos elektronik wajib pajak; contact center DJP; dan/ atau saluran lainnya yang ditentukan dirjen pajak.

Tambahan informasi, NPWP Cabang adalah NPWP yang diberikan bagi tempat kegiatan usaha wajib pajak yang terpisah dari tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak atau yang diberikan untuk pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban.

Kewajiban tersebut antara lain pemotongan dan pemungutan pajak penghasilan, PPN dan/atau pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pajak karbon yang tidak dapat menggunakan NPWP pusat. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja