KEBIJAKAN PAJAK

Awasi Kepatuhan Wajib Pajak, DJP Sudah Terbitkan 321.000 SP2DK

Muhamad Wildan | Minggu, 26 November 2023 | 08:00 WIB
Awasi Kepatuhan Wajib Pajak, DJP Sudah Terbitkan 321.000 SP2DK

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Guna mengawasi kepatuhan wajib pajak, Ditjen Pajak (DJP) telah menerbitkan sekitar 321.000 surat permintaan penjelasan atas data dan/atau keterangan kepada wajib pajak dalam tahun berjalan ini.

Dirjen Pajak Suryo Utomo mengatakan sekitar 211.000 surat permintaan penjelasan atas data dan/atau keterangan (SP2DK) diterbitkan untuk wajib pajak badan dan sekitar 109.000 SP2DK diterbitkan untuk wajib pajak orang pribadi.

"Ini progres sampai 14 November dan akan terus kami jalankan," katanya, dikutip pada Minggu (26/11/2023).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Suryo menjelaskan SP2DK merupakan bagian dari proses bisnis DJP yang terus dikembangkan dalam rangka melakukan pengawasan dan menguji kepatuhan wajib pajak.

SP2DK adalah surat yang diterbitkan oleh KPP dalam rangka melaksanakan kegiatan P2DK. Adapun P2DK adalah kegiatan meminta penjelasan kepada wajib pajak atas data dan keterangan berdasarkan penelitian kepatuhan material yang menunjukkan indikasi ketidakpatuhan dan kewajiban pajak yang belum terpenuhi.

Wajib yang menerima SP2DK dari KPP memiliki waktu maksimal 14 hari untuk menanggapi SP2DK. Bila data dan informasi yang disampaikan KPP dalam SP2DK tak ditanggapi, wajib pajak berpotensi diperiksa oleh pemeriksa pajak di KPP.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Untuk menjawab SP2DK, wajib pajak dapat memberikan penjelasan secara tatap muka langsung, tatap muka lewat media audio visual, ataupun secara tertulis. Penyampaian penjelasan secara tatap muka langsung dilakukan secara langsung di KPP atau di tempat wajib pajak saat pelaksanaan kunjungan.

Selanjutnya, penyampaian penjelasan lewat audio visual dilakukan dengan mempertimbangkan efektivitas, efisiensi, dan ketersediaan sarana pendukung.

Untuk penyampaian penjelasan secara tertulis dapat dilakukan wajib pajak dengan menyampaikan SPT atau menyampaikan surat secara langsung ke KPP, dikirim lewat faksimili, atau dikirim lewat pos. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN