KOTA BANDUNG

Aturan Teknis Terhambat, Penerimaan Pajak Reklame Merosot 50%

Redaksi DDTCNews | Senin, 09 April 2018 | 15:02 WIB
Aturan Teknis Terhambat, Penerimaan Pajak Reklame Merosot 50%

BANDUNG, DDTCNews – Terhambatnya pengkajian aturan teknis pajak reklame menyebabkan realisasi penerimaannya pada tahun 2017 menurun signifikan. Hingga saat ini, aturan teknis dalam bentuk Peraturan Wali Kota tersebut belum disahkan.

Kepala Badan Pengelolaan Pajak Daerah (BPPD) Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan realisasi penerimaan pajak reklame tahun 2017 mengalami penurunan menjadi Rp12,8% dibanding dengan tahun 2016 yang mencapai Rp25,6 miliar.

“Penurunan ini disebabkan karena ada aturan teknis baru terkait penarikan pajak. Pada 2016, pemajakan dilakukan berdasarkan perizinan, tapi mulai tahun 2017 pemajakan reklame justru berdasarkan reklame yang terpasang,” paparnya di Buah Batu Bandung, Minggu (8/4).

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Menurutnya saat ini semakin banyak reklame yang beredar tanpa izin, bahkan mencapai 12.600 tiang reklame ilegal. Aturan baru itu akan memajaki reklame yang terpasang dengan menagih berdasarkan data alamat yang dimiliki BPPD.

Meski menurun signifikan, penerimaan pajak reklame tahun 2018 ditarget sebesar Rp240 miliar atau puluhan kali lebih tinggi dibanding realisasinya beberapa tahun belakangan. Kabarnya, target itu tidak dipatok berdasarkan potensi yang ada di Kota Bandung.

’’Sebelumnya kami memang enggak punya data, surveinya baru dilakukan tahun kemarin. Jadi kami prediksi realisasinya masih berkisar puluhan miliar rupiah, tapi mudah-mudahan nanti reklamenya ada yang besar-besar,’’ katanya.

Baca Juga:
Pemeriksa dan Juru Sita Pajak Perlu Punya Keterampilan Sosial, Kenapa?

Penurunan realisasi penerimaan pajak reklame ini mendapat sorotan dari Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Aan Andi yang menilai penyelenggara reklame masih sangat lemah dan implementasi aturan masih tidak jelas.

Menurut Aan kondisi hal itu menjadi penyebab terjadinya kecurangan dalam pemasangan reklame, sehingga realisasi penerimaan pajak reklame tahun 2017 merosot jauh. Padahal perizinan maupun legalitas reklame ada di ranah pemerintah kota.

’’Jadi kalau saya amati, ada dari pengusaha yang nakal. Terlebih, SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) berpotensi mendapat kerugian atau kehilangan penerimaan dari pajak reklame yang mancapai ratusan miliar rupiah, karena belum adanya aturan,’’ tutup Aan seperti dilansir jabarekspres.com. (Amu)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 10:00 WIB KOTA PONTIANAK

Semarakkan HUT ke-253, Pemda Adakan Program Pemutihan Denda PBB-P2

Senin, 21 Oktober 2024 | 11:00 WIB KOTA BALIKPAPAN

Apresiasi Pembayar Pajak, Pemkot Beri Hadiah Sepeda Motor hingga Umrah

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN