PERLAKUAN PERPAJAKAN E-COMMERCE

Asosiasi Minta Beleid Pemajakan E-Commerce Dikaji Ulang, Ada Apa?

Redaksi DDTCNews | Senin, 14 Januari 2019 | 14:01 WIB
Asosiasi Minta Beleid Pemajakan E-Commerce Dikaji Ulang, Ada Apa?

Ilustrasi logo idEA. 

JAKARTA, DDTCNews – Pelaku usaha merespons terbitnya beleid terkait perlakuan perpajakan transaksi e-commerce. Kewajiban ber-NPWP tanpa ada sosialisasi yang matang dinilai berisiko menghambat minat pelaku usaha masuk ke e-commerce, terutama melalui marketplace.

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mengatakan tidak ada ruang yang cukup untuk melakukan sosialisasi baik dan tepat, meningkat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.210/PMK.010/2018 mulai berlaku pada 1 April 2019.

“Wajib NPWP atau KTP ini membuat entry barrier [penghalang masuk] yang cukup serius bagi penjual di e-commerce,” katanya dalam jumpa pers, Senin (14/1/2019).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Menurutnya, sebagaian besar pelapak di situs belanja elektronik belum mengetahui aturan perpajakan dengan baik. Oleh karena itu, kewajiban ber-NPWP bagi penjual dikhawatirkan akan mendorong migrasi pelapak dari marketplace e-commerce ke media sosial.

Apalagi, sebagian besar pelapak di bisnis e-commerce merupakan pelaku usaha UMKM. Catatan idEA menunjukkan 80% dari pelaku masuk kategori usaha kecil menengah. Kemudian, sisanya, 15% masuk usaha kecil dan hanya 5% masuk usaha menengah.

Oleh karena itu, dia mengharapkan Kementerian Keuangan dapat menunda penerapan PMK 210/2018 terkait perpajakan atas transaksi perdagangan melalui sistem elektronik. Menurutnya, pemerintah perlu melakukan kajian mendalam dan komprehensif untuk bisa memajaki segmen ekonomi baru ini.

Baca Juga:
Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Tidak hanya itu, kesiapan sistem juga menjadi persoalan tersendiri. Menguji keabsahan NPWP menjadi pertanyaan karena diatur lebih lanjut dalam regulasi setingkat Peraturan Dirjen Pajak. Dengan demikian, PMK 210/2018 dinilai berpotensi menimbulkan keruwetan baru dalam proses pemajakan pelaku e-commerce.

“Kita harapannya, PMK ini bisa ditunda dan dikaji ulang untuk menemukan rumusan yang tepat, terutama dalam aspek kesiapan sistem dalam validasi NPWP,” imbuhnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Minggu, 20 Oktober 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Hapus NPWP yang Meninggal Dunia, Hanya Bisa Disampaikan Tertulis

Kamis, 17 Oktober 2024 | 18:00 WIB CORETAX SYSTEM

Ada Coretax, Semua Bukti Potong Harus Cantumkan NITKU

Kamis, 17 Oktober 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Kewajiban Pajak Gabung Suami, Istri Bisa Cetak NPWP Pakai Nama Sendiri

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN