Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kesaksiannya dalam sidang lanjutan sengketa hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyatakan tetap menjadikan APBN sebagai bantalan untuk meredam ketidakpastian geopolitik, terutama setelah perang Iran dan Israel.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan terus memonitor dampak perang Iran-Israel terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, perang tersebut berpotensi meningkatkan harga minyak dan ongkos logistik.
"Tentu seperti dalam krisis-krisis, kita menggunakan anggaran sebagai buffer, sebagai bantalan, cushion," katanya, Selasa (16/4/2024).
Airlangga mengatakan ongkos transportasi erat berkaitan dengan kenaikan biaya bahan bakar minyak (BBM). Namun untuk di dalam negeri, pemerintah memastikan tidak akan terjadi kenaikan harga BBM setidaknya hingga Juni 2024.
Dia menjelaskan pemerintah masih memantau pergerakan harga minyak dunia beserta dampaknya pada alokasi subsidi energi. Perubahan kebijakan mengenai subsidi energi pun dapat dilakukan berdasarkan evaluasi setelah Juni 2024.
Meski demikian, pemerintah juga terus mencermati kondisi APBN agar dapat menjalankan perannya secara optimal sebagai shock absorber.
"Tentunya juga menjaga agar defisit tetap dalam rentang yang diperbolehkan oleh undang-undang," ujarnya.
Airlangga menambahkan secara fundamental perekonomian Indonesia masih tumbuh solid sebesar 5% dengan inflasi dalam rentang 2,5% plus minus 1%. Selain itu, neraca perdagangan juga masih surplus dan cadangan devisa tetap tinggi.
Pada 2024, pemerintah mengalokasikan subsidi energi senilai Rp189,1 triliun yang terdiri atas subsidi BBM dan elpiji, serta subsidi listrik. (sap)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.