PMK 172/2023

Ada Keperluan Ini, Dokumen Induk dan Lokal Harus Sedia dalam Sebulan

Muhamad Wildan | Jumat, 12 Januari 2024 | 19:00 WIB
Ada Keperluan Ini, Dokumen Induk dan Lokal Harus Sedia dalam Sebulan

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) berwenang meminta dokumen induk (master file) dan dokumen lokal (local file) dari wajib pajak dalam rangka melaksanakan pengawasan kepatuhan dan pemeriksaan.

Merujuk pada Pasal 34 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 172/2023, wajib pajak harus memenuhi permintaan dari DJP tersebut maksimal dalam waktu 1 bulan.

"Wajib pajak wajib menyampaikan dokumen penentuan harga transfer paling lama 1 bulan sejak disampaikan permintaan…dalam rangka pengawasan kepatuhan dan pemeriksaan," bunyi pasal 34 ayat (2), dikutip pada Jumat (12/1/2024).

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Jika tidak memenuhi kewajiban yang tercantum dalam pasal 34 ayat (2) tersebut, wajib pajak akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Dalam hal master file dan local file diminta oleh DJP untuk keperluan selain untuk pengawasan kepatuhan dan pemeriksaan maka wajib pajak harus menyampaikan dokumen-dokumen tersebut dalam jangka waktu sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sebagai informasi, terdapat 3 dokumen yang harus disiapkan wajib pajak dalam rangka menerapkan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha atau arm's length principle (ALP) yakni master file, local file, dan laporan per negara atau country-by-country reporting (CbCR).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Master file dan local file harus sudah tersedia paling lambat 4 bulan setelah akhir tahun pajak, sedangkan CbCR harus tersedia paling lambat 12 bulan setelah akhir tahun pajak.

Ketika melaporkan SPT Tahunan, wajib pajak harus mencantumkan ikhtisar dari master file dan local file sebagai lampiran dari SPT tahunan yang bersangkutan. Adapun CbCR harus disampaikan sebagai lampiran SPT Tahunan tahun pajak berikutnya.

PMK 172/2023 telah diundangkan pada 29 Desember 2023 dan berlaku sejak tanggal itu. Dengan berlakunya PMK 172/2023, 3 aturan sebelumnya, yaitu PMK 213/2016, PMK 49/2019, dan PMK 22/2020 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN