KEBIJAKAN PAJAK

Ada BKP/JKP yang PPN-nya Tak Pakai DPP 11/12, Perlu Aturan Lanjutan?

Muhamad Wildan | Kamis, 02 Januari 2025 | 16:51 WIB
Ada BKP/JKP yang PPN-nya Tak Pakai DPP 11/12, Perlu Aturan Lanjutan?

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah belum memiliki rencana untuk mengeluarkan kebijakan lanjutan untuk menindaklanjuti implikasi Pasal 4 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 131/2024.

Perlu diketahui, dengan adanya ketentuan dalam Pasal 4 PMK 131/2024, DPP nilai lain sebesar 11/12 dari harga jual tidak berlaku atas barang kena pajak dan jasa kena pajak (BKP/JKP) yang PPN-nya dihitung menggunakan DPP nilai lain atau besaran tertentu melalui PMK tersendiri.

"Paling tidak saat ini kebijakannya adalah sesuai dengan kondisi existing saat ini," ujar Dirjen Pajak Suryo Utomo, Kamis (2/1/2025).

Baca Juga:
PER-01/PJ/2025 Terbit, Ini Keterangan Tertulis Ditjen Pajak (DJP)

Dengan demikian, dalam hal PMK terkait DPP nilai lain atau besaran tertentu atas beberapa BKP/JKP tertentu telah memuat klausul kenaikan tarif mulai 1 Januari 2025, PPN atas BKP/JKP tersebut naik sesuai dengan yang termuat dalam PMK-nya masing-masing.

Contoh, dalam PMK 64/2022 telah diatur bahwa tarif PPN atas barang hasil pertanian tertentu (BHPT) bakal naik dari 1,1% menjadi 1,2% pada 1 Januari 2025. Oleh karena PPN dengan besaran tertentu atas BHPT telah diatur dalam PMK 64/2022, penghitungan PPN atas BHPT tidak dilakukan dengan menggunakan DPP nilai lain sebesar 11/12 dari harga jual.

"Kegiatan membangun sendiri (KMS) misalnya, itu kan dari 2,2% menjadi 2,4%. Kendaraan bekas dari 1,1% menjadi 1,2%. Kalau barang pertanian kan dari 1,1% ketika tarifnya 11% menjadi 1,2%. Itu ya ikut ketentuan yang itu, tidak berubah," ujar Direktur Peraturan Perpajakan I DJP Hestu Yoga Saksama dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga:
DJP Perinci Hitungan PPN Barang Mewah untuk Penyerahan di Januari 2025

Sebagai informasi, BKP/JKP tertentu yang PPN-nya dihitung menggunakan DPP nilai lain termuat dalam beberapa PMK, seperti PMK 75/2010 s.t.d.d. PMK 121/2015, PMK 62/2022, PMK 63/2022, dan PMK 66/2022.

Penyerahan yang PPN-nya dihitung menggunakan DPP nilai lain adalah pemakaian sendiri, pemberian cuma-cuma, penyerahan film cerita, penyerahan BKP berupa persediaan yang semula tidak untuk diperjualbelikan, penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau antarcabang, penyerahan BKP melalui pedagang perantara, dan penyerahan BKP melalui juru lelang.

Selanjutnya, penyerahan LPG tertentu yang bagian harganya tidak disubsidi pada titik serah badan usaha, produk hasil tembakau, dan pupuk bersubsidi yang bagian harganya tidak disubsidi.

Baca Juga:
DPR Beri Catatan Soal Tarif PPN, PMK 131 Dinilai Masih Muat Kerancuan

Adapun penyerahan BKP/JKP yang dipungut PPN dengan besaran tertentu telah diatur dalam PMK 61/2022, PMK 62/2022, PMK 64/2022, PMK 65/2022, PMK 67/2022, PMK 68/2022, PMK 71/2022, PMK 41/2023, dan PMK 48/2023.

BKP/JKP yang dipungut PPN dengan besaran tertentu antara lain kegiatan membangun sendiri (KMS), LPG pada titik serah agen atau pangkalan, barang hasil pertanian tertentu, kendaraan bermotor bekas, jasa agen asuransi, jasa pialang asuransi, jasa pialang reasuransi.

Selanjutnya, perdagangan aset kripto, jasa pengiriman paket, jasa biro perjalanan wisata dan/atau jasa agen perjalan wisata, freight forwarding, jasa penyelenggaraan perjalanan ibadah keagamaan yang juga menyelenggarakan perjalanan ke tempat lain, jasa pemasaran dengan voucer, penyerahan agunan yang diambil alih (AYDA) oleh kreditur kepada pembeli agunan, dan penjualan emas perhiasan. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 04 Januari 2025 | 17:45 WIB PER-01/PJ/2025

PER-01/PJ/2025 Terbit, Ini Keterangan Tertulis Ditjen Pajak (DJP)

Sabtu, 04 Januari 2025 | 15:45 WIB PER-01/PJ/2025

DJP Perinci Hitungan PPN Barang Mewah untuk Penyerahan di Januari 2025

Sabtu, 04 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DPR Beri Catatan Soal Tarif PPN, PMK 131 Dinilai Masih Muat Kerancuan

Sabtu, 04 Januari 2025 | 13:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

PPN 12% Dihitung dengan DPP 11/12, Faktur Pajaknya Sudah via Coretax

BERITA PILIHAN
Sabtu, 04 Januari 2025 | 17:45 WIB PER-01/PJ/2025

PER-01/PJ/2025 Terbit, Ini Keterangan Tertulis Ditjen Pajak (DJP)

Sabtu, 04 Januari 2025 | 15:45 WIB PER-01/PJ/2025

DJP Perinci Hitungan PPN Barang Mewah untuk Penyerahan di Januari 2025

Sabtu, 04 Januari 2025 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

DPR Beri Catatan Soal Tarif PPN, PMK 131 Dinilai Masih Muat Kerancuan

Sabtu, 04 Januari 2025 | 13:47 WIB BERITA PAJAK SEPEKAN

PPN 12% Dihitung dengan DPP 11/12, Faktur Pajaknya Sudah via Coretax

Sabtu, 04 Januari 2025 | 13:37 WIB DDTC ACADEMY - JADWAL PELATIHAN

Belajar Pajak? Cek Program dan Jadwal Pelatihan Periode 2025 di Sini

Sabtu, 04 Januari 2025 | 13:00 WIB LAYANAN KEPABEANAN DAN CUKAI

DJBC: e-CD Ramai Dipakai Penumpang dari Luar Negeri Saat Libur Nataru

Sabtu, 04 Januari 2025 | 12:47 WIB PER-01/PJ/2025

Aturan Baru Soal Faktur Pajak Sesuai PMK 131, DJP Beri Masa Transisi!

Sabtu, 04 Januari 2025 | 12:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Normalisasi Harga Pangan Diklaim Jadi Sebab Rendahnya Inflasi 2024