PEREKONOMIAN INDONESIA

Lebih Optimistis, BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Bisa Capai 5,8%

Dian Kurniati | Rabu, 02 September 2020 | 17:21 WIB
Lebih Optimistis, BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 Bisa Capai 5,8%

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Rapat tersebut membahas asumsi dasar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aww.

JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 bisa mencapai 4,8%-5,8%, lebih optimistis daripada pemerintah yang menargetkan 4,5%-5,5%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menilai asumsi pertumbuhan ekonomi dari pemerintah yang tertuang dalam RAPBN 2021 tersebut cukup realistis. Namun, dia memperkirakan pertumbuhannya bisa lebih baik seiring dengan pemulihan kegiatan ekonomi yang mulai terasa sejak Juni 2020.

"Secara keseluruhan, kami berpandangan kisaran asumsi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi pada RAPBN tahun 2021 sekitar 4,5% sampai dengan 5,5% cukup realistis dan sejalan dengan prakiraan Bank Indonesia sekitar 4,8% sampai dengan 5,8%," katanya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (2/9/2020).

Baca Juga:
Prabowo Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Ini Tugasnya

Perry memproyeksi ekonomi domestik akan mulai membaik pada semester II/2020 sejalan dengan relaksasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Selain itu, dia menyebut ada peningkatan realisasi APBN sebagai stimulus kebijakan fiskal, berlanjutnya stimulus kebijakan moneter, serta kemajuan dalam restrukturisasi kredit dan dunia usaha.

Dia juga menilai sejumlah indikator dini menunjukkan membaiknya mobilitas masyarakat, penjualan eceran dan online, keyakinan konsumen, dan ekspektasi kegiatan usaha. Kinerja ekspor juga mulai membaik, tercermin dari kenaikan ekspor sejumlah komoditas seperti besi dan baja, serta bijih logam.

Menurutnya, perbaikan ekonomi tersebut akan berlanjut hingga 2021 walaupun masih akan ada ketidakpastian. Adapun ketidakpastian itu muncul karena kekhawatiran terhadap gelombang kedua pandemi virus Corona hingga kenaikan tensi geopolitik AS-China.

Baca Juga:
Konsumsi Kelas Menengah Stabil, Ekonomi Diprediksi Tumbuh di Atas 5%

"Kami melihat ekonomi Indonesia akan membaik, didukung perbaikan ekonomi global, stimulus fiskal dari pemerintah, kebijakan BI yang akomodatif, dan juga sejumlah pemulihan produksi dan investasi, dan implementasi UU Cipta Kerja," ujarnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi pemulihan ekonomi dari tekanan pandemi virus Corona belum akan maksimum hingga semester I/2021. Prediksinya itu berdasarkan tren penambahan kasus positif virus Corona yang masih berlanjut hingga saat ini, serta belum ditemukannya vaksin untuk mencegah penularan virus.

Pemerintah pun mematok target pertumbuhan ekonomi antara 4,5%-5,5% pada 2021 dengan mengandalkan pertumbuhan terjadi pada semester II/2021. Menurutnya, pada 2021 pemerintah tetap akan mengakselerasi reformasi, terutama di bidang struktural, serta mengalokasikan stimulus fiskal untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. Stimulus diberikan baik dari sisi permintaan maupun penawaran. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

03 September 2020 | 11:13 WIB

Hal ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah untuk meninjau kembali wacana penurunan insentif pajak 2021 secara signifikan karena dalam masa pemulihan ini pemberian stimulus fiskal yang kuat dan sustainable masih sangat diperlukan

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kabinetnya Gemuk, Prabowo Minta Menteri Pangkas Kegiatan Seremonial

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kabinet Gemuk Prabowo, RKAKL dan DIPA 2024-2025 Direstrukturisasasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 09:19 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kementerian Keuangan Kini di Bawah Langsung Presiden Prabowo

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

BERITA PILIHAN
Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:30 WIB PERPRES 132/2024

Tak Hanya Sawit, Cakupan BPDP Kini Termasuk Komoditas Kakao dan Kelapa

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:05 WIB KABINET MERAH PUTIH

Kabinetnya Gemuk, Prabowo Minta Menteri Pangkas Kegiatan Seremonial

Rabu, 23 Oktober 2024 | 17:00 WIB UJIAN SERTIFIKASI KONSULTAN PAJAK

Awas! Ada Sanksi Blacklist bagi Peserta USKP yang Tidak Datang Ujian

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:30 WIB KEMENTERIAN KEUANGAN

Daftar Lengkap Menteri Keuangan dari Masa ke Masa, Apa Saja Jasanya?

Rabu, 23 Oktober 2024 | 16:00 WIB KABUPATEN MALUKU TENGAH

Pajak Hiburan 45%, Ini Daftar Tarif Pajak Terbaru di Maluku Tengah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:53 WIB PROFESI KONSULTAN PAJAK

USKP Kembali Digelar Desember 2024! Khusus A Mengulang dan B-C Baru

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:45 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kabinet Gemuk Prabowo, RKAKL dan DIPA 2024-2025 Direstrukturisasasi

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:32 WIB SERTIFIKASI PROFESIONAL PAJAK

Profesional DDTC Bersertifikasi ADIT Transfer Pricing Bertambah

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:30 WIB CORETAX SYSTEM

Coretax DJP: Lapor SPT WP Badan Harus Pakai Akun Orang Pribadi