KESADARAN PAJAK

Imbau Masyarakat, DJP: Pajak Bukan Momok yang Mesti Ditakutkan

Redaksi DDTCNews | Selasa, 25 Januari 2022 | 11:39 WIB
Imbau Masyarakat, DJP: Pajak Bukan Momok yang Mesti Ditakutkan

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Berpijak dari banyaknya respons masyarakat terkait dengan penghasilan atas aset digital non-fungible token (NFT) yang diterima Ghozali, Ditjen Pajak (DJP) kembali mengingatkan mengenai self-assessment dalam sistem pajak Indonesia.

DJP mempublikasikan tulisan berjudul Kasihan, Dapat Cuan NFT Malah Dipajaki pada laman resminya. Judul tersebut merupakan salah satu dari ribuan komentar yang ada saat warganet mengomentari cuitan akun @DitjenPajakRI yang meminta Ghozali untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib pajak.

“Ghozali memperoleh penghasilan miliaran rupiah dari hasil penjualan swafoto dirinya di internet dalam platform OpenSea. Adalah hal yang wajar DJP melakukan itu, mengingatkan kesadaran masyarakat untuk melaporkan pajaknya ketika mendapatkan penghasilan yang mestinya dikenakan pajak,” jelas DJP.

Baca Juga:
PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Dalam sistem self-assessment, wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, melaporkan, dan mempertanggungjawabkan pajaknya. Dengan sistem itu, salah satu tugas DJP yang penting adalah memberikan edukasi kepada wajib pajak.

Edukasi yang dimaksud terutama terkait hak dan kewajiban perpajakannya. Edukasi tersebut dijalakan DJP melalui berbagai metode dan kanal, alah satunya melalui media sosial.

“Dan yang patut dicatat adalah lebih banyak masyarakat Indonesia yang mestinya ‘dikasihani’ karena ada haknya yang terabaikan jika ada sebagian masyarakat tidak membayar pajak,” imbuh DJP.

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Dengan pajak, pemerintah menjalankan roda pemerintahan untuk cita-cita bersama. Cita-cita bersama itu adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

“Semua itu butuh dana,” tulis DJP.

Pajak, sambung DJP, menjadi tulang punggung pembiayaan negara. Dalam APBN 2022, lebih dari 70% penerimaan negara berasal dari pajak. Dengan demikian, pajak yang dibayarkan Ghozali beberapa di antaranya digunakan untuk meneruskan program pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

DJP meminta masyarakat meyakini pajak yang dibayarkan sangat menolong dan membantu tegaknya negara ini. Pada 2021, pajak menyokong APBN dalam pengendalian pandemi Covid-19, terutama dalam penyediaan vaksin, obat-obatan, tenaga kesehatan, serta sistem pengendalian wabah.

Pajak juga menyokong APBN untuk penyelenggaraan pendidikan, utamanya untuk menjaga kualitas sumber daya manusia (SDM). Selain itu, pajak juga menopang APBN dalam pembangunan infrastruktur, terutama infrastruktur prioritas agar daya saing nasional meningkat.

Selain itu, pembangunan bidang teknologi informasi dan komunikasi juga didanai dengan pajak. Kemudian, pajak juga menopang pencapaian di bidang perlindungan nasional dalam bentuk bantuan sosial, subsidi listrik, bantuan biaya pendidikan untuk mahasiswa, atau kartu sembako.

Baca Juga:
Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

“Jadi, pajak bukan sebagai momok yang mesti ditakutkan, sehingga pembayar pajak harus merasa dikasihani. Pajak sejatinya menjadi sarana pendistribusian kesejahteraan secara merata kepada masyarakat luas,” tulis DJP.

Terkait dengan masyarakat yang mendapatkan penghasilan hendak menyebarluaskannya kepada warganet, menurut DJP, adalah hak masing-masing. Sekalipun penerimaan penghasilan itu tidak diberitahukan kepada khalayak ramai, ada sebuah kewajiban yang senantiasa menempel kepada penerima penghasilan, yakni membayar dan melaporkan pajaknya dengan benar.

“Ada sistem yang mengawasi pembayaran dan pelaporan pajak tersebut. Terang-terangan atau diam-diam tetap ada konsekuensinya masing-masing sebagai penerapan sistem perpajakan self-assessment sejak 1983,” imbuh DJP. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Audina Pramesti 25 Januari 2022 | 22:30 WIB

Salah satu cara untuk meningkatkan kepatuhan pajak yaitu dengan meningkatkan pemahaman serta pengetahuan wajib pajak mengenai perpajakan itu sendiri, diantaranya yaitu melalui edukasi perpajakan. Adanya pengetahuan yang menyeluruh mengenai perpajakan dapat mendorong perilaku wajib pajak untuk semakin peduli, sadar, dan berkontribusi dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN