ADMINISTRASI PAJAK

WP Harus Teliti Setorkan Pajak Meski Ada Pemindahbukuan, Ini Alasannya

Redaksi DDTCNews | Selasa, 01 November 2022 | 13:00 WIB
WP Harus Teliti Setorkan Pajak Meski Ada Pemindahbukuan, Ini Alasannya

Penyuluh Pajak DJP Edwin Widiatmoko (kiri) saat memberikan penjelasan dalam kelas pajak secara live di akun IG Kanwil DJP Kaltimtara.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) mengingatkan wajib pajak untuk lebih teliti lagi dalam mengecek data pada tagihan (billing) yang dibuat sebelum menyetorkan pajak.

Melalui akun Instagram @pajakkaltimtara, Penyuluh Pajak DJP Edwin Widiatmoko menjelaskan pengecekan data pada billing diperlukan guna mengantisipasi kekeliruan pembayaran pajak. Dengan begitu, wajib pahak tidak perlu melakukan pemindahbukuan. Sebab, imbuhnya, jika terdapat data yang salah pada billing yang telah dibuat maka wajib pajak perlu membuat billing yang baru.

Billing-nya itu kalau memang salah dibiarkan saja. Tidak perlu dibayar. Wajib pajak hanya perlu membuat billing baru,” ujar Edwin dalam Kelas Pajak bertajuk Pemindahbukuan, dikutip Selasa (1/11/2022).

Baca Juga:
Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Edwin juga menjelaskan atas billing yang di dalamnya terdapat kekeliruan menjadi tidak dapat digunakan sebagai bukti setoran pajak. Sistem pajak akan menolak bukti setoran pajak yang di dalamnya terdapat ketidaksesuaian nomor transaksi penerimaan negara (NTPN).

Akibatnya, atas pembayaran pajak yang salah tersebut perlu dilakukan pemindahbukuan. Edwin juga mewanti-wanti perihal jangka waktu pemindahbukuan. Apabila wajib pajak mengajukan proses pemindahbukuan saat mendekati batas waktu penyetoran pajak maka muncul risiko telat bayar.

“Apalagi kalau bayarnya mepet-mepet nih. Bisa jadi risikonya terlambat [menyetorkan pajak],” tegas Edwin

Baca Juga:
Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

Risiko terlambat bayar muncul karena jangka waktu penyelesaian pemindahbukuan ditetapkan paling lama 21 hari setelah dokumen diterima lengkap. Ketentuan ini diatur dalam standar operasional prosedur (SOP) layanan unggulan pada Lampiran KMK 601/2020.

Jika wajib pajak terlambat menyetorkan pajak maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sesuai dengan Pasal 9 ayat (2a) UU KUP s.t.d.t.d. UU HPP. Sanksi bunga dikenakan sebesar tarif bunga yang ditetapkan oleh menteri keuangan dan dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, paling lama 24 bulan. (Fauzara Pawa Pambika/sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 21 Oktober 2024 | 20:00 WIB KEBIJAKAN CUKAI

Jual Rokok Eceran, Apakah Pedagang Wajib Punya NPPBKC?

Senin, 21 Oktober 2024 | 14:32 WIB CORETAX SYSTEM

Urus Pemeriksaan Bukper: Coretax Bakal Hadirkan 4 Fitur Baru

Senin, 21 Oktober 2024 | 12:30 WIB KPP PRATAMA NATAR

Kurang Kooperatif, Saldo Rekening Penunggak Pajak Dipindahbukukan

Jumat, 18 Oktober 2024 | 15:30 WIB SERBA-SERBI PAJAK

Langganan Platform Streaming Musik, Kena PPN atau Pajak Hiburan?

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN