PERATURAN PAJAK

WP Ajukan SKB PPN Pengganti, Ditjen Pajak Beberkan Ketentuannya

Redaksi DDTCNews | Minggu, 13 November 2022 | 15:00 WIB
WP Ajukan SKB PPN Pengganti, Ditjen Pajak Beberkan Ketentuannya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Pengusaha kena pajak (PKP) dapat mengajukan penggantian surat keterangan bebas (SKB) jika terdapat kekeliruan. Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 115/2021.

Fungsional Penyuluh Pajak KPP Pratama Wajib Pajak Besar Dua Bayu menjelaskan penggantian SKB dapat dilakukan setelah ada permohonan dari wajib pajak atau ditetapkan secara jabatan oleh kepala kantor pelayanan pajak (KPP).

“Pada prinsipnya kepala KPP atas nama Dirjen Pajak, dapat menerbitkan SKB pengganti, baik secara jabatan atau permohonan PKP melalui sistem Indonesia National Single Window,” katanya dalam Instagram Live, dikutip pada Minggu (13/11/2022).

Baca Juga:
WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Berdasarkan ketentuan pada Pasal 20 ayat (3) PMK 115/2021, kesalahan penerbitan SKB yang boleh dilakukan penggantian antara lain kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan perundang-undangan.

Proses penggantian SKB atas permohonan wajib pajak paling lama dilakukan dalam jangka waktu 5 hari kerja setelah permohonan diterima lengkap melalui SINSW.

Setelah proses selesai kepala KPP atas nama Dirjen Pajak akan memberikan keputusan diterima atau ditolaknya permohonan tersebut. SKB PPN pengganti tersebut berlaku sejak tanggal diterimanya permohonan.

Baca Juga:
Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Wajib pajak dapat melihat Lampiran I PMK 115/2021 terkait dengan contoh format SKB PPN pengganti.

Sebagai informasi, SKB PPN adalah surat keterangan yang menyatakan PKP dapat memperoleh fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN atas impor dan/atau penyerahan BKP tertentu yang bersifat strategis.

PKP yang dapat menyampaikan SKB harus merupakan wajib pajak yang patuh. Hal tersebut dilihat dari syarat utama pengajuan SKB, yaitu telah menyampaikan SPT tahunan PPh 2 tahun terakhir dan SPT masa PPN 3 bulan terakhir secara tepat waktu.

“PKP juga tidak boleh memiliki utang pajak baik di pusat atau di cabangnya,” tegas Bayu. (Fikri/rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:45 WIB KABINET MERAH PUTIH

Tak Lagi Dikoordinasikan oleh Menko Ekonomi, Kemenkeu Beri Penjelasan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 13:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kenaikan Tarif PPN Perlu Diikuti dengan Transparansi Belanja