Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara saat memberikan paparan.
JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja anggaran program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN) sepanjang 2020-2022 mencapai Rp1.645,45 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut pemerintah tetap berupaya menjaga akuntabilitas pengelolaan PC-PEN walaupun dalam situasi yang extraordinary. Selama 3 tahun, pengalokasiannya juga sangat dinamis sejalan dengan kondisi pandemi Covid-19.
"Fleksibilitas [pengelolaan anggaran PC-PEN], tetapi dengan akuntabilitas yang terjaga. Tetap diaudit, tetap dipertanggungjawabkan, dan tetap dilaporkan," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional PC-PEN, Kamis (26/1/2023).
Suahasil menuturkan pemerintah mengalokasikan anggaran PC-PEN dalam APBN untuk melindungi masyarakat dari pandemi Covid-19 sekaligus tekanan ekonomi. Pada 2020, realisasi belanja PC-PEN mencapai Rp575,85 triliun atau 83% dari pagu Rp695,2 triliun.
Realisasi tersebut terdiri atas dana penanganan kesehatan senilai Rp62,67 triliun, perlindungan sosial Rp216,59 triliun, pelaksanaan program prioritas Rp65,22 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp172,99 triliun, serta insentif usaha Rp58,38 triliun.
Pada 2021, realisasi belanja PC-PEN mencapai Rp655,1 triliun atau 88% dari pagu Rp744,8 triliun. Dananya terpakai untuk penanganan kesehatan Rp198,1 triliun, perlindungan sosial Rp167,7 triliun, pelaksanaan program prioritas Rp105,6 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp116,2 triliun, serta insentif usaha Rp67,6 triliun.
Pada 2022, realisasi belanja sementara PC-PEN mencapai Rp414,5 triliun atau 91% dari pagu Rp455,62 triliun. Realisasi itu terdiri atas penanganan kesehatan Rp70,8 triliun, perlindungan sosial Rp153,5 triliun, serta penguatan pemulihan ekonomi Rp190,2 triliun.
Suahasil menyebut PC-PEN didesain secara fleksibel agar lebih responsif dan antisipatif dalam menangani pandemi dan mengakselerasi pemulihan ekonomi. Dampak kebijakan PC-PEN diklaim cukup besar dari sisi penciptaan lapangan kerja dan penurunan tingkat kemiskinan.
"Inilah yang kemudian menjadi dasar pertumbuhan kita bisa baik. Ketika kita ada di jurang, kita bisa tahan tidak terlalu dalam dan kemudian kita naikkan lagi," ujarnya. (rig)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.