INSTRUMEN REPATRIASI

Wajib Pajak 'Wait & See', Tax Amnesty Terhambat

Redaksi DDTCNews | Rabu, 10 Agustus 2016 | 06:04 WIB
Wajib Pajak 'Wait & See', Tax Amnesty Terhambat Gedung Bank Mandiri (Foto: Bankmandiri.co.id)

JAKARTA, DDTCNews – Hingga saat ini, penerimaan Bank Mandiri dalam menampung dana program pengampunan pajak belum mengalami peningkatan drastis. Kendati demikian, penerimaan besar-besaran diprediksi akan terjadi pada September.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo mengatakan belum signifikannya penerimaan dana program pengampunan pajak lantaran disebabkan wajib pajak (WP) masih mencari-cari investasi yang lebih menguntungkan.

"Sebagai awalan penerimaan tax amnesty sudah baik, memang progress-nya belum signifikan. Tetapi pada awal September nanti akan semakin banyak dana tax ammesty yang masuk. Saat ini WP masih mencari investasi yang terbaik," ujarnya kepada DDTCNews di Jakarta, Selasa (9/8) sore.

Baca Juga:
Wakil Ketua Banggar DPR: Tax Amnesty Bisa Perkuat Likuiditas Nasional

Penerimaan Bank Mandiri sendiri sebagai bank persepsi hingga saat ini telah mencapai Rp5 triliun dari repatriasi, dan untuk deklarasi telah mencapai Rp70 miliar.

"Penerimaan tersebut mengalami penghambatan oleh WP sendiri, karena WP masih memilih investasi berjangka 3 tahun yang lebih menguntungkan," katanya.

Kartiko menambahkan, WP sebetulnya tidak perlu kesulitan dalam memilih investasi berdurasi 3 tahun, sebagaimana ketentuan waktu lock-up dana program pengampunan pajak.

Baca Juga:
Jumlah Kelas Menengah Terus Menyusut, Kenaikan PPN Bakal Memperburuk?

Pasalnya, Bank Mandiri telah mempersiapkan berbagai macam instrumen yang bisa digunakan WP untuk mengembangkan dananya dalam jangka waktu tersebut.

"Kami sudah siapkan berbagai instrumen investasi, WP bisa datang ke kantor Mandiri, lalu bisa langsung pilih investasi yang diinginkan," tuturnya.

Kartiko meyakini dana penerimaan program pengampunan pajak akan mengalami peningkatan signifikan pada saat memasuki bulan kedua di periode pertama atau pada awal September.

"Sebab, animo dan momentumnya sudah tersebar merata ke seluruh masyarakyat Indonesia baik di luar negeri, maupun di luar negeri," pungkas Kartiko. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Minggu, 01 Desember 2024 | 10:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Wakil Ketua Banggar DPR: Tax Amnesty Bisa Perkuat Likuiditas Nasional

Senin, 25 November 2024 | 09:07 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Jumlah Kelas Menengah Terus Menyusut, Kenaikan PPN Bakal Memperburuk?

Jumat, 22 November 2024 | 09:11 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Kebijakan Prabowo Naikkan PPN dan Tax Amnesty, Kejar Tambahan Modal?

Rabu, 20 November 2024 | 08:40 WIB BERITA PAJAK HARI INI

RUU Pengampunan Pajak untuk Dukung Visi dan Misi Pemerintahan Baru

BERITA PILIHAN
Rabu, 25 Desember 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah akan Salurkan KUR Rp300 Triliun Tahun Depan

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:30 WIB PSAK 201

Item-Item dalam Laporan Posisi Keuangan Berdasarkan PSAK 201

Rabu, 25 Desember 2024 | 13:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Kontribusi ke Negara, DJP: Langganan Platform Digital Kena PPN 12%

Rabu, 25 Desember 2024 | 12:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Fitur MFA Sudah Diterapkan di Portal CEISA sejak 1 Desember 2024

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:30 WIB PMK 94/2023

Pemerikaan Pajak oleh DJP terhadap Kontraktor Migas, Apa Saja?

Rabu, 25 Desember 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Dokumen yang Dilampirkan saat Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan

Rabu, 25 Desember 2024 | 09:37 WIB KURS PAJAK 25 DESEMBER 2024 - 31 DESEMBER 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah terhadap Mayoritas Mata Uang Mitra