LAPORAN DDTC DARI LONDON (3)

Wajib Pajak Luar Negeri Masih Bingung Tax Amnesty

Redaksi DDTCNews | Kamis, 09 Maret 2017 | 06:01 WIB
Wajib Pajak Luar Negeri Masih Bingung Tax Amnesty

Direktur Perpajakan Internasional Prof. John Hutagaol (kiri) saat menerima cendera mata dari Duta Besar RI untuk Inggris Raya dan Irlandia Rizal Sukma (kanan). (Foto: ISTIMEWA)

LONDON, DDTCNews – Usai menyambangi bos HMRC, Dirjen Pajak Ken Dwidjugiasteadi langsung mendatangi Hotel Millenium Mayfair, Selasa (7/3). Tujuannya adalah untuk memaparkan program amnesti pajak (tax amnesty) kepada 60 peserta acara sosialisasi yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) di Inggris Raya.

Informasi yang dihimpun DDTCNews dari London dan Jakarta menyebutkan Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya dan Irlandia Rizal Sukma memberikan sambutan dalam pembukaan acara sosialisasi tax amnesty.

Setelah Ken memaparkan program unggulannya yang ternyata menjadi salah satu program pengampunan pajak tersukses di dunia, Direktur Perpajakan Internasional John Hutagaol mengambil alih acara sekaligus memandu sesi tanya jawab.

Baca Juga:
DDTC Indonesian Tax Manual 2024 Masuk Koleksi 2 Perpustakaan di London

Anehnya, pertanyaan justru datang WNI yg sudah lama tinggal di Inggris, London tepatnya. Mereka masih kebingungan dengan program amnesti pajak yang akan berakhir 20 hari lagi. Padahal, Ditjen Pajak telah memberikan sosialisasi mengenai lokasi pendaftaran hampir setahun lalu bagi wajib pajak yang berada di luar Indonesia, dan salah satu lokasinya adalah London.

Adapun salah satu pertanyaan yang timbul adalah mengenai harta (warisan) yang terletak di sana dan/atau Indonesia. Tidak sedikit dari mereka yang meminta pendampingan langsung dari Ditjen Pajak saat akan berpartisipasi nanti dalam program amnesti pajak.

Lebih lanjut, John menyampaikan rencana untuk mendatangkan tim khusus dari Ditjen Pajak ke Inggris minggu depan. Pasalnya, antusiasme wajib pajak semakin tinggi menjelang akhir periode. Selain mendatangi Inggris, tim juga akan berkunjung ke Belanda dan beberapa negara Eropa. (Gfa)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 23 September 2024 | 17:05 WIB LAPORAN DDTC DARI LONDON

DDTC Indonesian Tax Manual 2024 Masuk Koleksi 2 Perpustakaan di London

Sabtu, 06 Juli 2024 | 12:30 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Pengampunan Pajak Era Soekarno, Seperti Apa?

Jumat, 29 Desember 2023 | 16:00 WIB PEMILU 2024

Bicara Kepastian Hukum, Ganjar Cerita Soal Peserta Tax Amnesty

BERITA PILIHAN
Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:45 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

Sah! Misbakhun Terpilih Jadi Ketua Komisi XI DPR 2024-2029

Selasa, 22 Oktober 2024 | 21:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

PPN Mestinya Naik Tahun Depan, Gerindra akan Bahas Bareng Kemenkeu

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:30 WIB KPP PRATAMA JAMBI TELANAIPURA

WP Gagal Daftar LPSE karena KSWP Tidak Valid, Gara-Gara Tak Lapor SPT

Selasa, 22 Oktober 2024 | 17:06 WIB LEMBAGA LEGISLATIF

DPR Tetapkan Daftar Mitra Kerja untuk Komisi XII dan Komisi XIII

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:41 WIB IHPS I/2024

BPK Selamatkan Keuangan Negara Rp13,66 Triliun pada Semester I/2024

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:30 WIB KANWIL DJP JAWA TIMUR II

Pakai Faktur Pajak Fiktif, Dirut Perusahaan Akhirnya Ditahan Kejari

Selasa, 22 Oktober 2024 | 16:00 WIB TIPS PAJAK DAERAH

Cara Daftarkan Objek Pajak Alat Berat di DKI Jakarta secara Online

Selasa, 22 Oktober 2024 | 15:30 WIB AUSTRALIA

Bikin Orang Enggan Beli Rumah, Australia Bakal Hapus BPHTB

Selasa, 22 Oktober 2024 | 14:00 WIB KP2KP SIDRAP

Ubah Kata Sandi Akun Coretax, Fiskus: Tak Perlu Cantumkan EFIN